New York (ANTARA News) - Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino P Djalal, punya sahabat Amerika Serikat. Namanya Michael Carlo, seorang anggota brigade pemadam kebakaran Metropolitan New York. Sayang, Carlo tidak bisa lagi bersama sahabatnya itu karena dia gugur dalam penyelamatan korban keruntuhan Gedung WTC pada serangan 9/11.

Carlo hanya seorang dari ribuan korban langsung ataupun tidak langsung dari serangan teroris ke gedung lambang supremasi ekonomi Amerika Serikat dengan memakai dua pesawat terbang sipil itu. Untuk mengenang Carlo, Djalal berjalan kaki bersama massa setempat ke boardwalk di Pantai Long Beach kota itu.

Peristiwanya memang sudah lama, 10 tahun lalu, namun kepedihan serangan teroris itu masih sangat membekas bagi Amerika Serikat. Sejak serangan itu, bisa dibilang, muka dunia berubah dan pendekatan sekuriti mengemuka di mana-mana.

Dengan ditemani ayahnya, diplomat senior dan ahli hukum laut internasional Prof Hasjim Djalal, Dino Djalal berjalan ke sana bersama istrinya, Rosa Rai, dan salah satu puterinya, Alexa. Mereka berbaur begitu saja dengan massa yang datang dengan muka murung...

Bagaimana kisahnya Carlo dan Dino Djalal bersahabat? Pada 1983, Dino Djalal masih menempuh pendidikan tinggi di Queensborough Community College di New York.

"Saya dulu tinggal dengan keluarga Carlo, atau istilahnya "kos", selama sekitar enam bulan. Hubungan saya dengan mereka sangat erat, sampai-sampai mereka tidak mau menerima uang kos yang seharusnya saya bayar," ujar Dino.

Saat WTC mengalami serangan pada 11 September 2001 pagi, Carlo yang tergabung dalam brigade Engine 230 di Bedford-Stuyvesant, dikerahkan untuk menolong para korban, namun sejak itu ia tidak pernah kembali ke keluarganya di kota Long Beach.

Saudara kandung Michael yang pada waktu itu juga merupakan petugas pemadam kebakaran, Rob Carlo, mengatakan ia sempat bercakap-cakap dengan Michael sebelum gedung WTC runtuh.

"Kami sempat saling telepon karena besoknya berencana berlibur bersama-sama. Saat itu dia mengatakan sedang akan memasuki wilayah gedung WTC sebelah selatan yang sedang terbakar. Saya berpesan selamat bertugas dan hati-hati. Itu adalah komunikasi terakhir kami," tutur Rob kepada ANTARA.

Rob juga hadir di sana bersama Dino Djalal. Di boardwalk itu, terdapat nama-nama korban plus fotonya; salah satunya berisikan nama Michael Carlo dalam pakaian kebanggaannya, seragam brigade pemadam kebakaran...

Carlo, dalam kenangan Dino saat itu, adalah seorang penolong tanpa pamrih. "Karenanya saya tidak heran mendengar dia menjadi petugas pemadam kebakaran. Beliau juga pribadi yang memiliki pandangan terbuka, juga menghormati budaya berbeda, misalnya waktu itu terhadap saya yang orang Indonesia," katanya.

Kini sahabat Carlo itu telah menjadi duta besar Indonesia untuk Amerika Serikat. Persahabatan abadi kedua manusia itu tentu mewarnai persahabatan kedua bangsa yang sepakat meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja sama dalam berbagai hal demi kebaikan bersama-sama.

Menurut diplomat muda Indonesia itu, sejak 2002, sahabat-sahabat Michael selalu mendatangi bangku ini setiap tanggal 11 September untuk mengenang Michael.

"Sudah beberapa kali mendapat undangan, tapi baru kali ini akhirnya saya berkesempatan bisa datang ke sini," katanya, yang selalu mengenang sahabatnya itu sebagai sosok yang penolong. (K-TNY)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011