Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste menegaskan dukungan Prancis dan Uni Eropa untuk pemerintah dan rakyat Ukraina menyusul invasi Rusia ke Ukraina.

"Prancis dan Uni Eropa mendukung pemerintah dan rakyat Ukraina," kata Duta Besar Prancis untuk Indonesia dan Timor Leste Olivier Chambard dalam rekaman video di akun Twitter resminya @ChambardOlivier, Kamis.

Menyusul agresi militer tersebut, kata dia, Uni Eropa memberlakukan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Rusia dan para pemimpinnya.

Uni Eropa terus berusaha memperkuat langkah-langkah yang menargetkan tokoh-tokoh tertentu, sektor keuangan, energi, transportasi, ekspor dan visa, kata dia.

Prancis, kata Chambard, juga telah memutuskan untuk memberikan bantuan ekonomi kepada Ukraina sebesar 1,2 miliar euro (sekitar Rp17,14 triliun).

Baca juga: Macron desak Putin akhiri operasi militer di Ukraina

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya. Kami juga mengirimkan peralatan militer dan bantuan kemanusiaan bagi rakyat Ukraina di masa yang sulit ini," katanya.

Dia mengatakan bahwa akibat agresi Rusia ke Ukraina, Prancis telah menerima ratusan ribu pengungsi dari Ukraina, dan Eropa juga siap menerima lebih banyak pengungsi lagi.

Prancis berupaya agar warga sipil dilindungi, akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan diterapkan, dan bantuan kemanusiaan darurat dapat dikirim, katanya.

Tentang konflik Rusia-Ukraina, Prancis, kata Chambard, akan terus menempuh jalur diplomatik guna mencapai solusi. Oleh karena itu, Presiden Emmanuel Macron terus menjalin hubungan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dan berkomunikasi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin selama diperlukan.

Baca juga: China, Prancis, Jerman dorong dialog Eropa-Rusia soal krisis Ukraina

"Kami tidak berperang melawan Rusia. Kami menyadari betul ikatan mendalam yang terjalin antara kami dan masyarakat Rusia, yang telah banyak berkorban selama Perang Dunia kedua untuk menyelamatkan Eropa dari jurang kehancuran," kata Chambard.

"Seperti yang disampaikan Presiden Macron, kami berpihak dengan semua orang Rusia yang menolak perang tidak berdasar ini dilancarkan atas nama mereka, dan yang menyatakan baik di Rusia maupun di luar negeri bahwa mereka memiliki rasa tanggung jawab dan keberanian untuk mendukung perdamaian," kata dia.

Presiden Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz baru-baru ini berkomunikasi dengan Presiden China Xi Jinping.

Presiden Xi, kata Chambard, mendukung usaha Uni Eropa untuk mengupayakan gencatan senjata di Ukraina dan memastikan akses bantuan kemanusiaan bagi rakyat Ukraina.

Putin pada 24 Februari 2022 mengizinkan operasi militer khusus ke Ukraina karena khawatir terhadap ancaman dari meluasnya pengaruh NATO di Eropa.

Baca juga: Kroni Putin: Rusia akan jadi pemenang
Baca juga: Menlu Inggris: Saatnya Barat jadi lebih keras terhadap Putin

 

Pewarta: Katriana
Editor: Anton Santoso
COPYRIGHT © ANTARA 2022