Jakarta (ANTARA News) - Volume transaksi pembiayaan perdagangan BNI sampai Agustus 2011 mencapai 15,4 miliar dolar AS atau meningkat 110 persen dibanding periode yang sama 2010.

Direktur Treasuri dan Financial Institution BNI, Adi Setianto, di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa jumlah itu sudah di atas target tahunan transaksi pembiayaan perdagangan sebesar 13 miliar dolar AS.

Hingga semester I  2011, BNI telah membukukan volume pembiayaan perdagangan (trade finance) di luar garansi bank sebesar 10,5 miliar dolar AS dengan komposisi transaksi ekspor sebesar 30 persen dan impor 70 persen.

Sampai dengan semester I 2011, BNI telah memegang 26 persen pangsa pasar transaksi ekspor impor Indonesia, hal ini menunjukkan bahwa BNI memiliki posisi leading dalam transaksi ekspor impor (non-migas) di Indonesia.

Transaksi trade finance BNI saat ini didominasi sektor korporasi, dan sebagai sasaran dalam pengembangan bisnis, BNI sudah mulai menggarap transaksi trade finance pada segmen small medium enterprises (SME)

Dengan kinerja tersebut, BNI berhasil mempertahankan penghargaan sebagai The Best Trade Finance Bank in Indonesia dari Alpha Southeast Asia, institutional investment magazine yang berkantor pusat di Hong Kong dalam rangkaian Alpha Southeast Asia`s 5th Annual Best Financial Institution Awards in Southeast Asia.

Untuk kedua kalinya, BNI dinilai sebagai bank yang memiliki layanan trade finance terbaik di Indonesia.

Menurut Adi, penghargaan ini merupakan bukti komitmen BNI dalam memberikan nilai tambah bagi nasabah, terutama nasabah institusi dalam layanan trade finance.

Dijelaskannya, ada beberapa faktor yang mendukung BNI dapat mempertahankan predikat ini yakni jaringan yang luas dengan lebih dari 1.200 outlet dalam negeri, 5 cabang luar negeri, 197 pusat pengumpulan dokumen dan lebih dari 1.400 bank koresponden.

Kedua, layanan pemrosesan dokumen yang tersentralisasi dengan sertifikasi ISO 9001:2008. Ketiga, komitmen layanan pemrosesan dokumen `same day services` didukung dengan infrastruktur teknologi terkini dan analis dokumen berpengalaman di bidang trade finance dan bersertifikasi (Certified Documentary Credit Spesialist - CDCS).

Keempat, tenaga pemasaran dan advisory yang tersebar di sentra-sentra bisnis. Kelima, penanganan transaksi trade finance secara prudent dan mitigasi resiko yang terintegrasi dan komprehensif.

Adi menambahkan bahwa dalam menghadapi kompetisi yang semakin ketat dan tantangan yang semakin besar dalam bidang trade finance, BNI akan terus melakukan peningkatan pelayanan, membangun inovasi dan pengembangan produk serta skema bisnis yang berorientasi pada pelanggan.

"Kita akan bekerja sama dengan BPD-BPD yang daerahnya memiliki catatan ekspor dan impor tinggi," katanya.
(T.D012/S004)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011