Jakarta (ANTARA) - Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro mengatakan proses pemberian vaksin COVID-19 untuk lansia sama dengan kelompok umur yang lain.

"Kalau kita lihat imunisasi pada lansia dibandingkan dengan kelompok umur yang lain, sebetulnya tidak ada bedanya, hampir sama," katanya dalam acara daring bertajuk "Mengapa Kelompok Rentan Perlu Segera Vaksin COVID-19?" yang diikuti di Jakarta, Kamis malam.

Meskipun demikian, dia menjelaskan ada kemungkinan respons imun lansia terhadap vaksin yang diberikan kemungkinan lebih rendah dibandingkan dengan kelompok umur yang lain.

"Mungkin antibodi yang terbentuk itu agak lebih rendah dibandingkan dengan kelompok dewasa maupun anak-anak," katanya.

Baca juga: ITAGI: Pengulangan vaksinasi sasaran 'drop out' agar antibodi optimal

Namun, Sri mengatakan, baik dosis maupun efek samping pascavaksinasi pada lansia secara umum sama seperti pada orang yang berusia lebih muda.

"Kalau secara umum, itu saya kira hampir sama, bagaimana dia harus diberikan dosisnya, kemudian efek samping, itu saya kira hampir sama," katanya.

Pihaknya juga menjelaskan efek samping atau KIPI pada lansia pada umumnya sakit kepala, mual, lesu, atau demam ringan.

Terkait efek samping pada lansia ini, Sri mengatakan belum tentu berasal dari vaksinasi yang dilakukan, tetapi bisa juga akibat dari penyakit komorbid yang sudah diderita sebelumnya.

"Pada lansia ini kan, ya kita semakin tua kan banyak sistem-sistem organ yang sudah menurun sehingga banyak komorbid-nya. Jadi penyakit penyertanya, nah di sini yang kadang-kadang menjadi rancu ya, ini karena memang penyakitnya atau karena vaksinnya," paparnya.

Baca juga: ITAGI ingatkan pentingkan prokes walau sudah vaksinasi lengkap
Baca juga: ITAGI: Booster untuk pertahankan daya tahan tubuh
Baca juga: ITAGI: Ikhtiar kekebalan populasi butuh peran serta anak

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2022