Jakarta (ANTARA News) - Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) meminta kepada pemerintah, agar Tarif Dasar Listrik (TDL) tidak boleh dinaikkan selama 2006, karena kalangan usaha sudah cukup terbebani dengan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan tingginya suku bunga bank. "Setelah 2006 nanti kita lihat lagi. Sebenarnya, PLN kan sudah ada rencana untuk mengganti BBM-nya dengan gas, batubara dan bahan lainnya yang lebih murah, mengapa tidak menunggu hingga rencana itu terlaksana," kata Ketua APINDO, Sofjan Wanandi, usai rapat dengan 100 asosiasi pengusaha yang menghasilkan sikap menolak kenaikan TDL, di Jakarta, Rabu. Ia mengatakan, jika TDL jadi dinaikkan pada 2006, maka bisa dipastikan tidak akan turun lagi, padahal hal tersebut akan semakin membebani pengusaha di masa depan. Selain itu, Sofjan juga mempertanyakan alasan subsidi listrik rakyat yang dibebankan kepada pengusaha. Namun, ia menilai, jika biaya tambahan yang dikenakan pada penggunaan listrik dalam Waktu Beban Puncak (WBP) dihapuskan, maka pengusaha masih mungkin menahan kenaikan harga TDL sekitar 10 persen. Ia mengatakan, pengusaha telah membahas beberapa alternatif, agar pemerintah tidak usah menaikkan TDL. "Pertama, menambah subsidi bagi PLN. Selain itu, mengapa PLN mesti membeli BBM dari Pertamina dan tidak impor sendiri saja?," katanya. Sementara itu, menanggapi usulan Menteri Perindustrian, agar tarif untuk industri dinegosiasikan, perundingan tersebut harus B to B (business to business), Sofjan menambahkan, hal itu tidak mungkin dilakukan lantaran melanggar undang-undang ketenagalistrikan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006