Jakarta (ANTARA News) - Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) berencana menemui Perdana Menteri Denmark, Anders Fogh Rassmusen untuk berdialog terkait adanya unsur penghinaan Nabi Muhammad SAW dalam karikatur yang dimuat di surat kabar setempat Jyllands-Posten. "Ada usul dari teman-teman pengurus untuk berangkat ke Denmark melakukan dialog dengan pemerintah setempat terkait masalah penghinaan Rosullah SAW," kata Ketua Presidium Majelis Pengurus Pusat ICMI, Marwah Daud Ibrahim di Jakarta, Rabu malam. Ia mengatakan, media massa Denmark sebenarnya tidak bermaksud melecehkan Nabi Muhammad SAW, tetapi ada perbedaan persepsi yang perlu dikomunikasikan. "Mungkin bagi mereka hal itu adalah biasa. Tetapi bagi kita umat Islam tidak biasa dan sangat menyakitkan," ujarnya. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi supaya masalah tersebut tidak berlarut-larut maka harus dibangun hubungan komunikasi global terkait adanya perbedaan nilai. Secara prinsip ICMI tidak bisa menerima apa yang dimuat dalam karikatur tersebut, karena menurut Marwah penghinaan terhadap Rasullah SAW adalah perbuatan yang tidak bisa diterima dan ditolerir. Sebelumnya pemerintah Denmark telah meminta bantuan kepada negara-negara Islam di dunia untuk turut serta meredakan aksi massa anti Denmark terkait penghinaan Rasullah SAW. Namun, dalam kesempatan sebelumnya Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin menyatakan sikap pemerintah Denmark tersebut tidak "fair" karena tidak didahului dengan permintaan maaf kepada seluruh umat Islam di dunia. Dalam waktu dekat ini PP Muhammadiyah juga secara resmi akan melayangkan surat protes kepada negara-negara di benua Eropa lewat perwakilan Uni Eropa yang ada di Indonesia.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006