Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar mata uang rupiah yang ditransaksikan Jumat pagi ini belum bergerak atau stagnan, sama seperti Kamis (15/9) di level Rp8.760 per dolar AS.

"Diperkirakan Bank Indonesia melakukan intervensi terhadap mata uang rupiah untuk menahan pelemahan rupiah lebih dalam," kata Pengamat pasar uang David Sumual.

Ia menambahkan, pengaruh krisis Eropa terhadap Asia masih cukup besar sehingga BI dianggap perlu untuk menjaga nilai tukar mata uang dalam negeri stabil.

"Belum adanya sentimen positif baru membuat pelaku pasar khawatir dan diharapkan dengan stabilnya rupiah dapat menenangkan pelaku pasar," katanya.

Ia mengatakan, secara fundamental posisi rupiah di level 8.700 saat ini merupakan posisi yang cukup stabil. "Kisaran level ideal rupiah Rp8.600-Rp8.700," ucapnya. Saat ini melemahnya rupiah cenderung membuat pelaku pasar melakukan "non-delivery forward" (NDF).

NDF merupakan suatu kontrak "forward" jangka pendek dengan keuntungan atau kerugian pada waktu jatuh tempo dengan menghitung selisih antara nilai tukar yang telah disetujui dan nilai tukar yang terjadi di pasar spot pada saat kontrak tersebut jatuh tempo.

"NDF merupakan instrumen `hedging` yang populer untuk mata uang yang tidak diperdagangkan secara internasional seperti rupiah," ujarnya.

Analis Monex Investindo Futures Johanes Ginting menambahkan, sedikit ada sentimen positif yang mengabarkan bahwa China bersedia membeli obligasi negara yang mengalami krisis di Eropa.

"Kondisi ini sedikit memberi ketenangan pada negara-negara di Eropa dalam memperbaiki krisis," katanya lagi.

Menurut dia, tindakan Bank Indonesia yang melakukan intervensi membuat rupiah stabil terhadap dolar AS.
(ZMF)

Editor: Desy Saputra
COPYRIGHT © ANTARA 2011