Padang (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengimbau pemerintah kabupaten dan kota di provinsi itu agar memberdayakan jebolan tenaga magang dari Jepang untuk mendorong perkembangan sektor pertanian dan perkebunan.

"Kita mengajak pemkab/pemkot se-Sumbar agar memberdayakan potensi jebolan tenaga magang dari Jepang, karena mereka sudah mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi modern," kata Irwan Prayitno di Padang, Jumat sore.

Gubernur menyampaikan hal itu seusai penandatangan nota kesepahaman dengan Prefektur Kagawa Jepang dalam kerja sama penerimaan peserta magang dan meresmikan pusat pelatihan di SMK Pembangunan Pertanian di Lubuk Minturun, Kota Padang.

Menurut Irwan, lulusan SLTA sederajat dan sarjana yang sudah bertahun-tahun megang di Jepang merupakan potensi sumber daya manusia bagi daerah.

Justru itu, bagi mereka (tenaga magang) yang sudah kembali ke daerah setelah menjalankan masa magangnya di negara tersebut jangan sampai diabaikan.

"Sebab, selama tiga tahun tentu sudah banyak ilmu dan teknologi bidang pertanian dan perkebunan serta sektor lainnya dipelajari, makanya dapat ditransfer ke daerah. Pemprov Sumbar akan melakukan kajian bersama dengan pemerintah kabupaten dan kota guna menyiapkan potensi SDM yang telah magang tersebut," katanya.

Menurut gubernur, setelah adanya komitmen bersama Sumbar-Kagawa Jepang dalam pengiriman peserta magang ini, tentu setiap tahun jumlahnya akan terus bertambah.

Kerja sama ini merupakan lanjutan yang telah dimulai sejak 2006 antara Pemkab Tanah Datar dengan Kagawa Jepang melalui PT YTM.

"Jika jumlahnya sudah sebanyak 80 orang, ditambah 500 orang tahun depan, bahkan nantinya bisa capai seribuan, sehingga kesiapan daerah diperlukan saat mereka kembali nanti," katanya.

Langkah persiapan daerah, menurut gubernur, sangat perlu, apalagi wilayah Sumbar dalam jumlah besar bergerak di bidang pertanian dan perkebunan, tetapi masih dihadapkan pada kurangnya pemanfaatan teknologi.

"Pertanian di Sumbar masih mekanisasi, sehingga belum efektif. Makanya butuh kajian dalam menyikapi teknologi dengan kondisi lahan pertanian banyak bertingkat," katanya.

Gubernur mencontohkan lahan sawah di Sumbar ada yang bertingkat atau di kawasan lereng, begitu pula lahan perkebunan sehingga diperlukan teknologi yang tepat untuk kondisi itu.

Posisi lahan pertanian Sumbar berbanding terbalik kalau dilihat dengan di negara Jepang yang secara umum pada lahan datar.

Karena itu, kata gubernur, ke depan akan dicarikan satu wilayah kabupaten atau kota yang lahan pertanian dominan datar seperti Dharmasraya.

Pada bagian lain gubernur menyebutkan, kerja sama penerimaan tenaga magang dari Sumbar yang dibuka Prefektur Kagawa Jepang merupakan suatu kebanggaan bagi daerah.

Peluang yang baik itu, menurut dia, berkontribusi mengurangi generasi muda yang menganggur di daerah, karena lulusan SLTA yang tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi bisa berangkat magang.

Selain dapat ilmu, mereka juga berpenghasilan dan diharapkan dapat menabung karena selama magang dibiayai sedikitnya Rp450 juta per orang selama tiga tahun dan diberi asuransi, katanya.

Gubernur mengimbau generasi muda Sumbar jangan menyia-nyiakan ksempatan yang ada, karena pengalaman dan ilmu yang diperoleh selama magang akan bermanfaat bagi kemajuan daerah ke depan. (SA/R014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011