Bandung (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan pemerintah akan mengkaji kembali kebijakan pemberian bantuan langsung tunai (BLT), apakah kompensasi akibat kenaikan harga bahan bakar minyak itu masih akan diteruskan atau tidak. "...apakah masih tetap kita akan melanjutkan BLT sebagai kompensasi akibat kenaikan BBM," kata Presiden dalam sambutannya pada peringatan Hari Pers Nasional di Gedung Merdeka, Bandung, Kamis. Hal itu diungkapkan Yudhoyono dalam menyikapi permintaan yang disampaikan penanggung jawab panitia pusat HPN 2006 sekaligus Ketua Umum PWI, Tarman Azzam, yang meminta agar pemerintah menghentikan BLT yang diberikan kepada rakyat tanpa mereka perlu bekerja. Tarman juga meminta agar pemerintah meluruskan kebijakan yang selama ini meliburkan hari kerja sebagai kompensasi dari hari libur sehari sebelumnya yang jatuh pada hari libur. Kedua kebijakan itu dianggap tidak memiliki nilai pendidikan dalam upaya menciptakan rakyat yang berjumlah besar sebagai kekuatan nasional. Yudhoyono menyatakan akan mempertimbangkan masukan-masukan tersebut untuk melakukan koreksi, perbaikan, atau meneruskan langkah-langkah yang dianggapnya akan membawa manfaat bagi bangsa. Tentang BLT, Presiden menyatakan akan bersama-sama dengan DPR dan pers untuk mengkaji secara mendalam guna mencari pilihan terbaik, apakah memilih mempertahankan atau menghentikan pemberlakukan BLT. "Pengalaman di banyak negara berbeda-beda. Ada negara yang sudah tujuh tahun mempertahankan kebijakan BLT, negara lain memilih untuk menggalakkan padat karya, memberikan lapangan kerja sehingga mereka punya profesi atau karya atau sejumlah opsi yang lain," ujarnya. Sementara itu, pada kesempatan HPN, Presiden menyatakan ucapan terima kasih pers yang menurutnya telah memberikan dukungan, kritik dan saran yang konstruktif terhadap pemerintahan yang telah dipimpinnya selama hampir 1,5 tahun itu. "Saya menyimak dengan sungguh-sungguh, apa yang disajikan oleh pers dalam dan luar negeri terhadap semua langkah kebijakan yang pemerintah ambil," kata Yudhoyono.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006