Jenewa (ANTARA News) - Warga Tamil dari berbagai penjuru Eropa berdemonstrasi di markas PBB di Eropa, Senin, untuk mendesak penyelidikan atas kejahatan perang yang dituduhkan pada Sri Lanka pada akhir perang saudara di negara itu pada 2009.

Menurut polisi setempat, sekitar 1.000 pemrotes berkumpul di gedung Place des Nations, Jenewa, untuk mendesak Dewan HAM menyelidiki pembunuhan puluhan ribu warga sipil oleh pasukan Sri Lanka pada tahap final perang melawan separatis Tamil.

"Kami menginginkan penyelidikan internasional" atas tuduhan kejahatan perang, kata Kandiah Rajamanoharan, yang datang dari London ke Jenewa untuk mengikuti protes itu, kepada AFP.

Ia menambahkan, penyelenggara memperkirakan protes itu diikuti oleh 5.000 hingga 10.000 orang.

"Kami semua mendukung kemerdekaan bagi negeri Tamil kami," katanya.

Pekan lalu, Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-moon mengirim laporan mengenai tuduhan serupa terhadap pasukan Sri Lanka ke Dewan HAM, dengan mengatakan bahwa ia sendiri tidak bisa memerintahkan penyelidikan atas pembunuhan-pembunuhan itu, namun forum seperti badan HAM PBB bisa melakukannya.

"Kami berharap PBB menangani masalah ini," kata Rajamanoharan.

Seorang demonstran lain, Nivethan Nanthakumar, yang masih duduk di bangku SMU dan datang dari Swiss utara, mengatakan, "dua tahun setelah (berakhirnya konflik itu) masyarakat internasional tidak berbuat apa pun."

"Kami, orang Tamil, tidak akan menyerah. Kami akan berjuang bagi penentuan nasib kami, bagi kebebasan," tambahnya.

Pemerintah Sri Lanka pada 18 Mei 2009 mengumumkan berakhirnya konflik puluhan tahun dengan Macan Tamil setelah pasukan menumpas sisa-sisa kekuatan pemberontak tersebut dan membunuh pemimpin mereka, Velupillai Prabhakaran.

Pernyataan Kolombo itu menandai berakhirnya salah satu konflik etnik paling lama dan brutal di Asia yang menewaskan puluhan ribu orang dalam berbagai pertempuran, serangan bunuh diri, pemboman dan pembunuhan.

Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) juga telah mengakui bahwa Velupillai Prabhakaran tewas dalam serangan pasukan pemerintah Sri Lanka.

Pertempuran antara pasukan pemerintah dan pemberontak LTTE meningkat sejak pemerintah secara resmi menarik diri dari gencatan senjata enam tahun pada Januari 2008.

Pembuktian independen mengenai klaim-klaim jumlah korban mustahil dilakukan karena pemerintah Kolombo melarang wartawan pergi ke zona-zona pertempuran.

PBB memperkirakan, lebih dari 100.000 orang tewas dalam konflik separatis Tamil setelah pemberontak Macan Tamil muncul pada 1972.

Sekitar 15.000 pemberontak Tamil memerangi pemerintah Sri Lanka dalam konflik etnik itu dalam upaya mendirikan sebuah negara Tamil merdeka.

Masyarakat Tamil mencapai sekitar 18 persen dari penduduk Sri Lanka yang berjumlah 19,2 juta orang dan mereka terpusat di provinsi-provinsi utara dan timur yang dikuasai pemberontak. Mayoritas penduduk Sri Lanka adalah warga Sinhala. (M014)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011