Tokyo (ANTARA) - Dolar diperdagangkan mendekati level tertinggi lima tahun terhadap yen di perdagangan Asia Rabu pagi, karena investor menunggu keputusan kebijakan Federal Reserve, dengan perang Ukraina dan kasus COVID-19 China yang melonjak sebagai latar belakang.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak menjelang keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), mendorong dolar lebih tinggi terhadap rekan Jepangnya, dengan para pedagang sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga pertama dalam tiga tahun, dan memberikan peluang 13 persen untuk kenaikan setengah poin persentase.

Dolar juga melayang di dekat level tertinggi bulan ini terhadap Aussie, setelah harga-harga komoditas mundur dari puncak multi-tahun karena pasar tetap optimis bahwa pembicaraan Rusia-Ukraina dapat mengakhiri permusuhan.

Baca juga: Fitch: Pembayaran rubel Rusia untuk kupon dolar akan jadi "default"

Mata uang Australia juga berada di bawah tekanan karena negara tujuan perdagangan utama China melihat kasus COVID baru lebih dari dua kali lipat pada Selasa (15/3/2022) ke level tertinggi dua tahun, meningkatkan kekhawatiran tentang meningkatnya biaya ekonomi dari kebijakan tanpa toleransi untuk menahan penyakit tersebut.

Sementara itu, euro melanjutkan pemulihannya dari penurunan ke level terendah hampir 22 bulan awal bulan ini. Itu membantu menjaga indeks dolar tertahan di sekitar 99,0, dari setinggi 99,415 pada awal pekan lalu.

"Entah sedih atau tidak, tampaknya ada optimisme yang bertahan lama (berasal dari) fakta bahwa Rusia dan Ukraina masih berbicara," membantu euro stabil, kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank.

Baca juga: Dolar menguat ketika minyak jatuh, mengambil momentum dari euro

Untuk greenback, "pertanyaan yang lebih besar adalah bahwa ada banyak bukti historis bahwa dolar mencapai puncaknya segera setelah Fed memulai siklus pengetatan, jadi ada banyak kepentingan apakah yang dilakukan Fed ternyata menjadi sesuatu yang menguntungkan," dengan indeks dolar mencapai sekitar 100, kata Attrill.

Indeks dolar terakhir berdiri di 98,880, turun sedikit dari Selasa (15/3/2022). Euro berdetak 0,14 persen lebih tinggi menjadi 1,09695 dolar, dari palung 1,08060 dolar pada 7 Maret.

Aussie naik tipis 0,08 persen menjadi 0,72015 dolar AS, setelah merosot ke 0,71650 dolar AS di sesi sebelumnya untuk pertama kalinya sejak 28 Februari.

Dolar diperdagangkan pada 118,21 yen setelah mencapai 118,45 yen semalam, terkuat sejak Januari 2017.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022