Jakarta (ANTARA) - Para peneliti ilmiah kini telah membuktikan bahwa Deltacron, bentuk gabungan dari varian Delta dan Omicron mulai bermunculan seiring merebaknya virus corona baru dari dua varian tersebut di seluruh dunia. 

​Menurut Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID), ada "bukti-bukti terpercaya" yang menunjukkan bahwa bentuk rekombinan dari varian Delta dan Omicron itu telah muncul.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) baru-baru ini mengonfirmasi dalam konferensi pers bahwa virus rekombinan tersebut telah terdeteksi di sejumlah negara seperti Prancis, Belanda dan Denmark.

Pada Januari, Profesor Ilmu Biologi Leondios Kostrikis di Universitas Siprus mengumumkan bahwa dirinya menemukan galur (strain) baru virus corona yang memiliki gabungan karakteristik dari varian Delta dan Omicron, dan menamakannya "Deltacron".

Setelah itu, sejumlah negara satu demi satu mendeteksi virus rekombinan tersebut.

Sejauh ini, para peneliti belum secara resmi menamai virus rekombinan tersebut.

Pada 9 Maret, Dr. Maria Van Kerkhove, kepala teknis Program Darurat Kesehatan WHO, mengatakan dalam konferensi pers bahwa WHO "belum melihat adanya perubahan dalam epidemiologi dengan rekombinan ini, kami belum melihat adanya perubahan pada tingkat keparahan, tetapi ada banyak penelitian yang sedang berlangsung."

Kerkhove menegaskan kembali bahwa "pandemi masih jauh dari selesai dan kita tidak hanya perlu fokus pada menyelamatkan nyawa manusia dan mengurangi penyakit parah serta kematian, kita juga harus fokus untuk mengurangi penyebarannya." 
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
COPYRIGHT © ANTARA 2022