Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Iran Esfandjar Rahim Mashaee mengatakan, negaranya tidak takut akan adanya serangan militer oleh Amerika Serikat (AS) dan sekutunya karena negaranya tidak memiliki senjata nuklir ataupun menyembunyikan instalasi nuklir. "Kami tidak takut serangan Amerika Serikat atau negara-negara lain terhadap instalasi nuklir Iran. Kenapa? Karena kami tidak mempunyai apa-apa untuk disembunyikan (senjata nuklir), kami tidak memiliki instalasi nuklir," kata Wapres Iran Esfandjar Rahim Mashaee seusai bertemu Wapres Jusuf Kalla di kantor Wapres Jakarta, Kamis. Pernyataan Wapres Iran Esfandjar tersebut diungkapkan menjawab pertanyaan pers akan adanya ancaman Amerika Serikat untuk menggunakan tindakan militer terhadap Iran terkait isu nuklir. "Yang kami miliki ini bukan senjata nuklir, melainkan teknologi nuklir, ilmu. Dan ilmu itu tidak bisa dibom atau diserang oleh negara lain," kata Esfandjar dalam bahasa Iran yang diterjemahkan oleh penterjemah. Oleh karena itu, tambahnya, pemerintah Iran menyampaikan kepada masyarakat Islam, khususnya masyarakat Indonesia, agar tidak khawatir akan kemungkinan adanya serangan militer oleh Amerika Serikat dan sekutunya tersebut. "Mereka tidak akan menyerang Iran, karena ilmu yang sudah kami miliki itu sudah menjadi ilmu dalam negeri yang tidak bisa dihapuskan oleh negara-negara adi daya dan adi kuasa," katanya. Apa yang disampaikan oleh Amerika Serikat tentang kemungkinan melakukan tindakan militer ke Iran, tambahnya adalah bohong belaka dan hanya kata-kata saja. "Karena di Iran itu mereka akan menyerrang apa?. Kami tidak membuat instalasi untuk membuat bom nuklir, kami tidak ada tempat-tempat untuk penyimpanan nuklir karena itu mereka akan menyerang apa?," kata Esfandjar. Apa yang ditakutkan oleh pihak barat (Amerika Serikat dan sekutunya), menurut Esfandjar, adalah ilmu dan teknologi nuklir yang dimiliki Iran. Menurutnya, satu-satunya cara untuk mereka itu adalah dengan menerima kalau Iran sudah mencapai teknologi nuklir. "Karena itu kami terus membuka kerjasama dan menerima investasi dari negara-negara lain untuk investasi nuklir," katanya. Sementara ketika ditanyakan kenapa Iran tidak menerima tawaran Rusia untuk melakukan pengayaan uraniumnya di Rusia, Esfandjar menegaskan bahwa yang jadi masalah bukan soal di mana pengayaan uranium tersebut dilakukan. "Yang sedang kita persoalkan itu bukan masalah pengayaan nuklir di Rusia atau bukan, tetapi ilmu dan teknologi nuklir. Dan kalau misalnya disepakati pengayaan nuklirnya di Rusia, maka berarti teknologi nuklir Iran harus dihapuskan. Karena itu yang kami pertahankan adalah ilmu dan teknologi nuklir," katanya. Dan untuk menunjukkan kesungguhan bahwa nuklir Iran hanya untuk tujuan damai, tambah Esfandjar, maka Iran telah mengumumkan bahwa Iran siap untuk membuka investasi dengan negara-negara lain dalam teknologi pengayaan nuklir.(*)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2006