Sukoharjo (ANTARA News) - Kementerian Pertanian mengucurkan bantuan sebesar Rp12,7 miliar untuk kalangan petani padi di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, yang gagal panen sejak Maret hingga Agustus 2011.

Bantuan sarana pertanian yang sebelumnya dijanjikan berjumlah Rp9 miliar itu ditambahi karena masa pendataan petani gagal panen diperpanjang dari periode sebelumnya, kata Kepala Dinas Pertanian Sukoharjo, Giyarti, di Sukoharjo, Jumat.

"Periode sebelumnya yang diinstruksikan dari pusat adalah dari Maret hingga Juni 2011 namun akhirnya diperpanjang hingga Agustus 2011 dan bantuan bertambah menjadi Rp12,7 miliar," katanya.

Menurut Giyarti, pemberian bantuan tersebut berubah format dari sebelumnya dalam bentuk uang tunai yang disalurkan melalui rekening gabungan kelompok pertanian menjadi penyaluran sarana pertanian berbentuk natura.

"Berdasarkan arahan dari pusat, kabupaten dan kota di Jawa Tengah mendapatkan bantuan berbentuk natura yang nilainya sama dengan uang tunai yakni sebesar Rp3,7 juta per hektare," kata dia.

Sarana pertanian natura tersebut berbentuk benih dan berbagai macam pupuk, seperti pupuk urea, NPK, SP, dan organik cair.

Hingga saat ini, lanjut Giyarti, pihaknya masih melakukan pendataan yang melibatkan petugas pengendali organisme pengganggu tanaman pengamat hama penyakit (POPT PHP) di masing-masing unit pelaksana teknis dinas di kecamatan.

"Menurut rencana, dana tersebut akan turun pada November mendatang sehingga pada awal Oktober 2011 seluruh data `by name by address` sudah harus selesai direkap," kata Giyarti.

Koordinator PPOPT PHP Sukoharjo, Samidi, menjelaskan kriteria lahan padi yang mendapatkan bantuan sarana pertanian natura tersebut adalah mengalami gagal panen minimal 80 persen dari seluruh lahan.

Hingga saat ini jumlah lahan padi puso yang terdata adalah 3.453 hektare di 10 kecamatan di seluruh Sukoharjo.

"Dua kecamatan yang tidak mendapatkan bantuan karena tidak mengalami puso pada periode Maret hingga Agustus 2011 adalah Grogol dan Baki," kata dia.

Dia menjelaskan 1.425 hektare diantara lahan yang gagal panen tersebut terserang wereng batang coklat.

"Selain itu, 2.000 hektar terserang virus kerdil hampa dan kerdil rumput dan 28 hektar terserang hama tikus," lanjut dia.

(ANT-202/B015)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2011