New York (ANTARA News) - Sekjen PBB Kofi Annan merasa heran dan prihatin karena ditengah meningkatnya protes masyarakat Muslim, masih ada sejumlah media massa di dunia yang kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad. "Sungguh, saya tidak mengerti mengapa ada hingga hari ini masih ada surat kabar yang menerbitknnya. (Kartun) itu menghina, provokatif, dan mereka harus melihat apa yang terjadi diseluru dunia," kata Annan kepada wartawan di New York, Kamis. Kartun yang dinilai menghina tersebut terbit pertama kali di koran Denmark, kemudian di sejumlah negara Eropa. Di Indonesia pun beberapa media ada yang menerbitkan kartun tersebut sehingga telah mengundang protes dari masyarakat. Menurut Annan, redaktur media massa yang telah ataupun berencana menyajikan kartun tersebut ibarat menyiram bensin ke api. "Pernyataan ini bukan karena saya anti pada kebebasan berbicara atau kebebasan pers. Tapi saya telah menunjukkan bahwa kebebasan itu bukan suatu lisensi, harus diiringi dengan tanggung jawab dan pertimbangan yagn matang," katanya. Menurut Annan, langkah yang perlu dilakukan sekarang adalah menenangkan situasi. Bagaimanapun marahnya pihak yang merasa disakiti, kekerasan bukan sebagai jalan keluar . Kelompok yang pengunjuk rasa tidak boleh menyerang warga sipil atau orang lain yang sebenarnya tidak terkait dengan penerbitan kartun tersebut. Mengeni adanya negara yang ikut memanfaatkan situasi tersebut, seperti yang dituduhkan AS terhadap Iran dan Suriah, Annan menolak berkomentar. "Saya tidak memiliki bukti mengenai hai itu," katanya. Sebelumnya, Annan bersama Organisasi Konferensi Islam (OKI) dan perwakilan kebijakan luar negeri Uni Eropa di PBB membuat pernyataan bersama untuk menanggapi situasi seputar protes di berbagai negara atas pemuatan kartun yang menghina Nabi Muhammad. Kesepakatan yang dikeluarkan di Markas PBB New York, Selasa tersebut, mereka antara lain meminta semua negara meningkatkan keamanan kepada warga asing dan perwakilan-perwakilan luar negari.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006