Wroclaw, Polandia (ANTARA News/AFP) - Negara anggota Uni Eropa (UE) meminta dilancarkannya tindakan yang lebih agresif dari armada internasional di Lautan Hindia untuk meningkatkan perang terhadap perompak yang makin berani dan bersenjata.

Menteri pertahanan dari 27 negara anggota EU juga meminta peningkatan dalam pengeluaran di Atalanta --operasi angkatan laut EU yang dilancarkan pada 2008-- pada pertemuan mereka di Wroclaw, Polandia, yang memegang Kepresidenan EU secara bergiliran enam bulan.

"Para perompak telah meningkatkan kemampuan mereka, siap untuk memulai lagi operasi mereka saat musim hujan berakhir," kata Gerald Howarth, Menteri untuk Strategi Keamanan Internasional Inggris, Jumat (Sabtu WIB).

Kepada pers, ia mengemukakan, "Ada jendela kesempatan terbatas bagi kita untuk mengambil tindakan yang lebih keras."

Sikap lebih keras yang diminta juga oleh Prancis dan Spanyol dapat melibatkan kapal-kapal Atalanta untuk menyerang tempat persembunyian perompak-perompak Somalia di darat.

"Kita telah mengemukakan kemungkinan-kemugkinan tindakan yang diusahakan untuk menetralkan sarang perompak di pantai. Tapi kita belum di sana," kata Menteri Pertahanan Belgia Pieter de Crem kepada AFP.

Beberapa negara Eropa, termasuk Jerman, merasa skeptis, menilai hal itu akan melampaui mandat sekarang ini berdasarkan pada sebuah resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Mereka berdalih bahwa misi utama Atalanta adalah untuk melindungi kapal-kapal Program Pangan Dunia (WFP), yang membawa bantuan ke rakyat Somalia sebagai wilayah terlanda menderita kelaparan dan terlantar.

Menteri Pertahanan Prancis, Gerard Longuet, mendukung penggunaan pasukan, dan menyebut bahwa pembebasan sandera belum lama ini atas Evelyn Colombo, seorang wanita Prancis, sebagai contoh.

Evelyn Colombo disandera dalam serangan 8 September, dan suaminya dibunuh oleh perompak, kemudian dibebaskan tanpa cedera oleh sebuah kapal Atalanta Spanyol, yang menembak ke kapal perompak.

"Spanyol lebih efisien karena mereka membolehkan diri mereka sendiri untuk menghancurkan kapal dan pasukan perompak yang jatuh di air untuk menjadi tawanan," kata Longuet.

Beberapa menteri juga menyampaikan keprihatinan terhadap kurangnya sumber bagi Atalanta, yang menghadapi kekurangan kapal hingga akhir tahun ini, kata Menhan Polandia, Tomasz Siemoniak.

Mereka menyampaikan dukungan kuat pada operasi itu dan berkomitmen untuk melanjutkannya, serta melibatkan sumber-sumber baru, meskipun pembatasan anggaran yang dipaksa oleh langkah-langkah penghematan akan mempengaruhi pengeluaran dalam pertahanan, katanya.

Pada saat ini Atalanta hanya memiliki enam kapal, yakni dua kapal Spanyol, dua Jerman, satu Belanda dan satu Prancis, yang tugasnya mencakup kawasan yang sangat luas itu.

Perompak Somalia telah membajak sedikitnya 49 kapal dan menyandera lebih dari 500 orang, menurut kelompok pemantau Ecoterra.

PBB mencatat 171 serangan dalam paruh pertama 2011.
(Uu.S008/C003)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2011