Jenewa (ANTARA) - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa urusan pangan dunia (WFP) pada Jumat (18/3) memperingatkan bahwa konflik yang sedang terjadi di Ukraina akan membuat ketahanan pangan global semakin terancam.

WFP (Program Pangan Dunia/World Food Programme) memperingatkan bahwa harga bahan makanan saat ini sudah berada di level tertinggi akibat konflik di negara itu.

Jakob Kern, koordinator darurat WFP (World Food Programme) untuk Ukraina, mengatakan dalam konferensi pers daring bahwa konflik tersebut telah memicu gelombang kelaparan di seluruh dunia.

Rusia dan Ukraina adalah negara pengekspor gandum terbesar pertama dan keempat di dunia dan menyumbang total 29 persen perdagangan gandum global.

Dengan demikian, kedua negara itu memiliki peran penting dalam menjamin ketahanan pangan di banyak negara di dunia.
Seorang anak laki-laki Yaman membawa sekantong makanan yang diperolehnya dari sebuah kegiatan amal di Distrik Midi, Provinsi Hajjah, Yaman (7/3/2022). ANTARA/Xinhua/Mohammed Mohammed/aa.


Harga bahan makanan dan bahan bakar global meningkat tajam sejak awal konflik, ujar Kern.

Menurut Indeks Harga Pangan versi badan PBB untuk pangan dan pertanian (Food and Agriculture Organization/FAO), kedua harga tersebut mencapai level tertinggi sepanjang sejarah pada Februari 2022.

Harga gandum naik 24 persen mulai 21 Februari hingga 15 Maret, kata Kern.

"Kenaikan harga ini akan berdampak terhadap harga makanan lokal, juga, melalui harga-harga ini, akses ke makanan, terutama bagi jutaan orang yang sudah kesulitan dalam memperoleh makanan," imbuhnya.

"Tahun ini kita berada di persimpangan, entah kita mengatasi tantangan untuk memenuhi kebutuhan mendesak sembari mendukung program-program yang membangun ketahanan jangka panjang sesuai kebutuhan, atau kita menghadapi berbagai masalah yang bahkan lebih besar ke depannya," ujarnya.  

Pewarta: Xinhua
Editor: Tia Mutiasari
COPYRIGHT © ANTARA 2022