Surakarta (ANTARA News) - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan mengalokasikan dana sebesar Rp3 miliar untuk membiayai pengobatan para korban ledakan bom yang terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton Surakarta, Jateng.

"Dana yang diambil dari Pusat Penanggulangan Krisis Kemenkes tersebut dapat segera dicairkan dalam kondisi darurat seperti upaya penyembuhan korban ledakan bom seperti sekarang," kata Direktur Bina Upaya Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Chairul Rajab Nasution, di sela kunjungan Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih di RS dr. Oen Surakarta, Senin malam.

Chairul mengatakan jumlah dana yang dialokasikan untuk kesembuhan pasien tersebut terhitung lebih besar dari dana yang dikucurkan untuk korban ledakan di Cirebon beberapa waktu lalu.

Hal tersebut, kata Chairul, dikarenakan jumlah dana yang diberikan untuk perawatan korban di Cirebon adalah sebanyak Rp1,5 miliar.

Pembiayaan yang akan dibayarkan oleh Kementerian Kesehatan tersebut, lanjut dia, meliputi biaya operasi dan perawatan di kelas III bagi para korban.

"Jika pasien dirawat di ruang opname yang lebih tinggi standarnya dari ruang kelas III rumah sakit, maka biaya lebihnya akan ditanggung oleh Pemerintah Kota Surakarta," kata Chairul.

Hingga saat ini, jumlah pasien yang dirawat inap di RS dr. Oen adalah sebanyak 14 orang dan dua diantaranya dirawat di ICU karena sempat mengalami masa kritis pada Minggu lalu.

Para korban tersebut telah menjalani operasi sejak Minggu siang hingga Senin sekitar pukul 14.00 WIB.

Seluruh korban tersebut telah stabil kondisinya dan diperkirakan akan dirawat hingga sepekan ke depan untuk masa pemulihan.

"Dapat dipastikan tidak ada serpihan bom yang tertinggal di tubuh korban. Seluruhnya sudah selesai dioperasi dan dirawat secara intensif saat ini," kata dia.

(ANT-202/R010) 

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011