Jakarta (ANTARA) - Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Rabu (16/3) di New England Journal of Medicine menemukan dosis keempat vaksin COVID-19 cukup manjur tetapi masih imunogenik dan aman.

Penulis penelitian menyatakan, idak ada perbedaan yang signifikan dalam respon imun atau dalam tingkat antibodi penetral khusus omicron antara dosis ketiga dan keempat vaksin.

“Hasil studi kami menunjukkan imunogenisitas maksimal vaksin mRNA dicapai setelah tiga dosis dan tingkat antibodi dapat dipulihkan dengan dosis keempat,” kata mereka seperti dikutip dari Medical Daily, Senin.

Vaksinasi keempat pada mereka yang berusia muda dan sehat mungkin hanya memiliki manfaat kecil.

Para penulis studi mencatat penelitian mereka tidak mengevaluasi individu yang lebih tua dan lebih immunocompromised.

CEO Pfizer Albert Bourla mengatakan awal pekan ini perlindungan vaksin setelah dosis ketiga tidak bertahan lama sehingga suntikan keempat diperlukan.

Dia mengklaim telah mengirimkan data ke Badan POM Amerika Serikat (FDA) yang akan membuktikan perlunya dosis keempat.

The Wall Street Journal melaporkan FDA dapat mengizinkan suntikan booster kedua dalam waktu dekat.

Dr. Matthew Harris dari Northwell Health mengatakan skenario yang lebih mungkin yakni vaksin COVID-19 akan menjadi bagian dari vaksinasi musiman yang mirip dengan vaksin influenza.

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan setiap orang di atas usia 12 tahun mendapatkan dosis ketiga, dan merekomendasikan vaksin dua dosis standar untuk orang berusia 5- 11 tahun.

Baca juga: Prancis akan mulai berikan dosis keempat vaksin COVID-19

Baca juga: Peralmuni: Vaksin COVID-19 dosis keempat tunggu keputusan Kemenkes

Baca juga: Israel tetap berikan vaksin COVID dosis ke-4 pada warga

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Alviansyah Pasaribu
COPYRIGHT © ANTARA 2022