Solo (ANTARA News) - Noviawati, salah seorang korban ledakan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton Solo, Minggu (25/9), yang dirawat di Rumah Sakit Dr Oen Solo, mengaku tidak dendam kepada pelaku teror itu.

"Kami tidak merasa dendam sama sekali kepada pelaku bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton, karena itu sudah terjadi, tetapi kami hanya berharap dari luka-luka yang saya derita ini bisa cepat sembuh dan bisa menjalankan aktivitas seperti biasa," kata Noviawati yang berbaring di ruang perawatan RS Dr Oen Solo, Selasa.

Pagiini dia dijenguk Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Said Aqil Siradj.

Posisi Noviawati saat terjadi ledakan di gereja tersebut di samping kanan sekitar lima meter dari pelaku bom bunuh diri.

Saat itu, katanya, tiba-tiba terjadi ledakan cukup keras, disusul kepulan asap hitam cukup tebal.

"Dan tahu-tahu ada orang tergeletak di lantai gereja. Akibat ledakan bom itu telinga kanan tidak bisa untuk mendengar dan tangan sebelah kanan harus menjalani operasi," katanya.

Ia mengatakan, hasil operasi di tangan bagian kanan ditemukan enam mur, sementara telinga kanannya hingga saat ini tidak bisa digunakan untuk mendengar karena gendang telinganya rusak.

"Saya sekarang sudah tidak apa-apa tinggal menunggu kesembuhan bekas operasi ini dan bagian telinga kanan yang tidak bisa untuk mendengarkan. Terima kasih kepada Ketua Umum PB NU KH Said Aqil Siradj beserta rombongan yang telah mau menjenguk saya," katanya.

Bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh Kepunton Solo, menewaskan pelakunya sendiri, sedangkan 24 korban luka yang diantaranya dirawat di RS Dr Oen Solo.
J005/M029

Editor: Jafar M Sidik
COPYRIGHT © ANTARA 2011