Jakarta (ANTARA) - Kamboja dan Jepang pada Minggu (20/3) sepakat akan memastikan implementasi penuh dari perjanjian perdagangan bebas Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) demi memberikan manfaat kepada semua pihak, menurut sebuah pernyataan bersama Kamboja-Jepang.

Pernyataan tersebut dirilis usai pertemuan antara Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen dan PM Jepang Fumio Kishida yang sedang berkunjung ke Kamboja di Istana Perdamaian di Phnom Penh, ibu kota Kamboja.

"Kedua perdana menteri sepakat akan memperkuat kerja sama guna memastikan implementasi penuh dari Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional pimpinan ASEAN," urai pernyataan itu.

Ditandatangani pada 15 November 2020 dan mulai berlaku pada 1 Januari 2022, RCEP merupakan perjanjian perdagangan besar antara 10 negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan lima mitra perjanjian perdagangan bebasnya, yakni China, Jepang, Korea Selatan, Australia, serta Selandia Baru.

RCEP, yang menyatukan 10 negara anggota ASEAN, yakni Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, serta mitra-mitra perdagangan utamanya, mencakup sekitar 30 persen dari produk domestik bruto (PDB) dan populasi dunia.

Sebagai blok perdagangan terbesar di dunia, RCEP akan menghapus 90 persen tarif barang yang diperdagangkan di antara negara-negara penanda tangan selama 20 tahun ke depan.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: M Razi Rahman
COPYRIGHT © ANTARA 2022