Jakarta (ANTARA) - Peran BUMN sebagai salah satu kekuatan ekonomi nasional semakin krusial serta dibutuhkan dalam mendukung keberhasilan agenda ketahanan pangan Presidensi G20 Indonesia tahun ini, yang mana tahun 2022 dianggap sebagai tahun penentuan baik bagi perekonomian nasional maupun global.

Berdasarkan lampiran II mengenai Matriks Agenda Kelompok Kerja Sherpa Track Presidensi G20 Indonesia Tahunan 2022 dalam Keputusan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2022 menyatakan bahwa beberapa agenda prioritas yang diusung dalam bidang agrikultur yakni membangun sistem pangan dan agrikultur yang tangguh serta berkelanjutan. Kemudian agenda Innovative Agri-Preneurial melalui teknologi dan digitalisasi agrikultur untuk meningkatkan kesejahteraan petani di kawasan pedesaan.

Lalu bagaimana peranan BUMN sebagai salah satu pilar ekonomi nasional dalam mendukung agenda-agenda prioritas ketahanan agrikultur pangan Presiden G20 Indonesia tersebut?

Dukungan dari BUMN dalam mewujudkan agenda ketahanan pangan G20 antara lain dengan mendorong pembentukan ekosistem pangan nasional mulai dari level swasta hingga pemerintah daerah.


Terkait hal tersebut, Menteri BUMN Erick Thohir mengajak para pemangku kepentingan di bidang pangan seperti pemerintah daerah, kalangan profesional dan pengusaha swasta, kementerian/lembaga negara terkait untuk bersama-sama membangun ekosistem agrikultur.

"Kita punya sumber daya alam, ada petani, perbankan, dan juga pasar. Ini kalau tidak punya ekosistem yang disambungkan maka masing-masing akan berdiri sendiri," ujar Erick Thohir

Erick melihat ekosistem ketahanan pangan Indonesia saat ini memiliki sejumlah celah yang perlu diperbaiki dan ditingkatkan, terutama dalam aspek produksi pangan dan kesejahteraan petani.

Contohnya adalah produk kopi. Indonesia sebagai negara kaya akan hasil kopi, namun kekayaan itu tidak diimbangi dengan proses pembuatan dan pengolahan kopinya. Perlu diakui bahwa proses pengolahan produk kopi Indonesia masih kalah dengan negara lain. Salah satu faktor yang melatarbelakanginya adalah ketika petani Indonesia terjebak lintah darat dan terpaksa harus mengejar setoran dengan memetik biji-biji kopi yang kurang matang, serta melakukan proses pengeringannya yang kurang baik.

Hal yang perlu dipertimbangkan lainnya dalam meningkatkan kopi Indonesia secara domestik dan global adalah bagaimana jika para petaninya mengalami gagal panen. Dengan demikian BUMN perlu menyiapkan asuransi untuk mengantisipasi gagal panen. Selain itu bank-bank Himbara harus juga menyiapkan pendanaannya bagi para petani. Di samping itu pertimbangan penting lainnya adalah proses pemupukannya yang harus dilakukan secara tepat waktu.

Tentu saja pertimbangan-pertimbangan di atas perlu ditangani dengan membentuk ekosistem pangan nasional. Menteri BUMN sendiri telah membentuk Project Management Office (PMO) terkait kopi dalam rangka mendorong terbentuknya mendukung upaya pengembangan dan peningkatan kualitas komoditas Kopi Nusantara.

Tidak hanya itu, Erick Thohir juga telah meresmikan Holding BUMN Pangan ID FOOD dengan tujuan memperbaiki supply chain atau rantai pasokan pangan yang selama ini belum ada kepastian dan koordinasi.

Pembentukan ID FOOD ini sejalan dengan dengan visi misi pemerintah dalam melaksanakan transformasi sektor pangan hingga berbagai komoditas pangan mulai dari beras, jagung, ayam, sapi, kambing, ikan cabai, bawang, gula, dan garam. Mereka akan terhubung dalam satu rantai pasok yang ujungnya sampai ke penjualan ritel dan bisa naik kelas menjadi perusahaan berskala dunia.


Program Makmur

Salah satu dukungan BUMN lainnya terhadap agenda ketahanan pangan G20 Innovative Agri-Preneurial melalui digital agrikultur untuk meningkatkan kesejahteraan petani di kawasan pedesaan yakni dengan terus mendorong program Makmur (Mari Kita Majukan Usaha Rakyat).

Project Manager Program Makmur PT Pupuk Kalimantan Timur Adrian Putera mengatakan bahwa sebagai bagian dari PT Pupuk Indonesia (Persero), pihaknya menilai bahwa program Makmur yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani sejalan dengan agenda Presidensi Indonesia di G20 tahun ini.

Sejak awal diluncurkan, program Makmur dirancang untuk menciptakan ekosistem pertanian. Program Makmur sendiri difokuskan pada penerapan triple bottom line 3P yakni People, Planet, Profit di setiap langkahnya. Dengan demikian diharapkan sektor pertanian di Indonesia bisa berkelanjutan melalui penggunaan pupuk, pestisida, dan sebagainya, namun tetap juga menjamin bahwa sektor pertanian itu bisa memberikan dampak positif bagi lingkungan Indonesia.

Selain itu dilakukan integrasi teknologi dan digitalisasi, seperti penggunaan drone dalam penaburan bibit, yang menjadi salah satu fokus untuk menjalankan Program Makmur, sehingga ke depannya akan semakin efektif serta efisien untuk menunjang program ini.

Program ini juga telah terbukti mampu meningkatkan produktivitas pada komoditas jagung dan padi yang masing-masing sebesar hingga 42 persen dan 34 persen. Begitu juga dari sisi keuntungan petani terjadi adanya kenaikan yaitu untuk petani jagung sebesar hingga 52 persen dan petani padi sebesar hingga 41 persen.

Meningkatnya keuntungan petani ini menandakan bahwa para petani memiliki daya beli yang meningkat sehingga memiliki kemampuan untuk membeli pupuk non subsidi. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan program ini yaitu bagaimana memaksimalkan pemanfaatan pupuk non subsidi untuk produktivitas pertanian.

Adapun, komoditas yang menjadi fokus dalam program ini mulai dari padi, jagung, cabai, kelapa sawit, singkong, kopi, lada, kakao, bawang merah, tebu, tembakau, nanas, dan manggis.

PT Pupuk Indonesia menargetkan pada tahun 2022, total luasan tanam Program Makmur seluas 250,000 hektare yang tersebar di seluruh Indonesia dengan penjualan pupuk non subsidi diharapkan bisa mencapai 125,000 ton. Bertahap akan naik target luasannya hingga tahun 2024 diharapkan bisa dicapai 4,000,000 hektar. Sementara untuk jumlah petani yang terlibat pada tahun 2024 tersebut ditargetkan mencapai 4.000.000 orang.

Sejak lama, BUMN sebagai kekuatan ekonomi nasional sangat menaruh perhatian terhadap pembangunan ekosistem pangan berkelanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani.

Upaya pembentukan ekosistem pangan yang stabil dan mapan oleh BUMN dengan mengajak seluruh pemangku kepentingan, tentunya sangat penting dalam mewujudkan dan mendukung salah satu agenda prioritas G20 yakni membangun sistem pangan dan agrikultur yang tangguh serta berkelanjutan.

Di samping itu BUMN juga sudah memperlihatkan komitmen dan dukungannya dalam agenda meningkatkan kesejahteraan petani desa G20 melalui Program Makmur. Program Makmur sendiri sampai sekarang terus digencarkan tidak hanya dalam aspek produktivitasnya namun juga pada aspek keuntungan yang dapat diraup oleh para petani Indonesia.

Baca juga: Mentan: Ketahanan pangan harus terus jadi isu sentral G20
Baca juga: Indonesia dorong G20 wujudkan ketahanan pangan dan gizi
Baca juga: RNI: Merger 6 BUMN pangan bakal perkuat ekosistem pangan nasional


Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
COPYRIGHT © ANTARA 2022