Bandung (ANTARA News) - Peterjun payung senior asal Jawa Barat, Johny Herman Nasution , Rabu tutup usia pada umur 56 tahun di RS Santosa Internasional Bandung saat menjalani perawatan karena penyakit kanker hati yang dideritanya.

Peterjun payung asal klub Aves Bandung itu menghembuskan nafas terakhir sekitar pukul 10.15 WIB.

Johny yang aktivis Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB) angkatan 1971 itu diketahui menderita kanker pada levernya pertengahan 2008 lalu selepas PON XVII/ 2008 di Kalimantan Timur.

Saat itu, Johny menjadi manajer sekaligus komandan tim terjun payung Jawa Barat yang menyumbangkan dua keping medali emas untuk kontingen Jawa Barat.

Almarhum Johny Nasution meninggalkan seorang istri Ny Rita (52) serta dua anak Rizki Maramasatya dan Viga Venetia.

Jenazah almarhum disemayamkan di rumah duka di Jalan Linggawastu Kota Bandung. Tampak hadir melayat para pejabat teras KONI Jawa Barat, aktivis mahasiswa Bandung, Penga FASI Jawa Barat serta kerabat lainnya.

Rencananya almarhum yang sempat turun di ajang Olimpiade dan Kejuaraan Dunia untuk cabang Terjun Payung nomor ketepatan mendarat itu akan dimakamkan di TPU Cikutra Kota Bandung, Kamis (29/1) besok pukul 09.00 WIB.

"Kepergiannya merupakan kehilangan besar bagi dunia olahraga nasional, ia merupakan aset nasional, atlet serta pembina yang memiliki dedikasi penuh khususnya untuk cabang terjun payung," kata Ketua II KONI Jawa Barat, Dr. Amung Ma`mun MPd di Bandung, Rabu.

Hingga akhir hayatnya, Johny Nasution merupakan motor sekaligus `panglima` cabang olahraga terjun payung di Jawa Barat.

"Saya sangat terkesan karena dalam usianya yang sudah tengah baya, ia masih memberikan prestasi yang membanggakan. Ia atlet dan pembina yang konsisten dan punya komitment," kata Amung Ma`mun.

Kiprah Johny Nasution di cabang terjun payung diawali pada awal tahu 1970-an. Saat itu ia tercatat sebagai aktivis Perhimpunan Mahasiswa Bandung (PMB) serta anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) dari Batalion II ITB.

Saat itu ia langsung bergabung dengan klub terjun payung Aves yang didirikan oleh Trisnoyuwono (alm), Arifin Panigoro, Syarif Barmawi, Ahmad Buchari Saleh dan Hetriyono.

Johny termasuk salah satu yang terjaring menjadi bibit muda untuk bergabung menjadi anggota Aves angkatan ke-4.

Almarhum, pada awal kiprahnya di olahraga dirgantara memulai latihan dengan melakukan ground training di Bandara Sulaeman Margahayu Bandung dan melakukan penerjunan pertamaya pada usia ke-21 dengan menggunakan pesawat Gelatik sumbangan dari Spanyol.
(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2009