Jakarta (ANTARA News) - Siswa Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Insan Al-Mubarak, Joglo, Jakarta Barat yang menjadi korban pemukulan oleh oknum guru KHL (27), ASF (14), dinonaktifkan dari kegiatan belajar-mengajar.

Kepala Divisi Pendidikan SMPIT Insan Mubarak, Rosita Komala Dewi, di Jakarta, Kamis, membenarkan keputusan dari pihak yayasan untuk penonaktifan sementara ASF sampai Selasa, 4 Oktober 2011 dengan harapan agar kondisi psikologisnya benar-benar pulih.

"Alasan penonaktifan ASF dilakukan pihak yayasan tak lain demi menjaga psikologis dan menetralisir pemberitaan. Selain itu juga demi menjaga psikologis siswa-siswa lainnya agar tidak tertekan dengan situasi yang terjadi saat ini," jelasnya.

Rosita menambahkan, pihak sekolah akan mengirimkan surat pemberitahuan resmi secepatnya ke rumah orangtua ASF.

Sementara itu, Boeing Karnadi, bapak korban membenarkan anaknya akan berhenti sementara dari kegiatan di sekolah selama empat hari.

"Dinonaktifkan sampai Selasa 4 Oktober," ujar Boeing.

Boeing mengaku baru meminta keterangan dari sekolah bahwa AS tidak dikeluarkan. Surat penonaktifan secara resmi akan dikirimkan ke rumahnya.

"Saya hanya dapat pemberitahuan melalui telepon oleh pihak yayasan semalam, dengan alasan menjaga psikologis anak saya, maka untuk sementara anak saya dinonaktifkan. Tapi agar ke depan tidak bermasalah dan demi kepastiannya, saya harus meminta surat hitam di atas putih dari pihak sekolah," lanjutnya.

Boeing menambahkan saat kejadian pemukulan Selasa (27/9), anaknya masih bersekolah seperti biasa, karena saat itu secara fisik lukanya juga sudah diobati.

Meski secara fisik putranya sehat, ke depan jika pihaknya sudah mendapat alasan yang jelas dari pihak sekolah terkait waktu penonaktifan, ia berencana mengadukan kasus ini ke Komnas HAM dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Oknum guru SMPIT Insan Mubarak, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, yang melakukan pemukulan itu juga, telah dinonaktifkan dari sekolah, dan kasusnya telah ditangani Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Jakarta Barat.

Sebelumnya, insiden pemukulan terjadi 22 September 2011, saat sejumlah siswa tengah bermain di koridor dekat ruangan guru. Seorang guru membentak karena suara anak-anak sangat gaduh.

Bentakan itu dibalas oleh ASF (14), siswa sekolah tersebut, dia menggedor pintu dan lari sembunyi.

Beberapa saat setelah kejadian itu, ASF melintas di koridor, guru KHL, memanggilnya. Dia memukul siswa kelas 9 itu di bagian punggung dan pelipis dan seketika itu juga, AS jatuh pingsan.

(R021)

Editor: Ella Syafputri
COPYRIGHT © ANTARA 2011