Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melakukan penjajakan kerja sama untuk mendeteksi potensi minyak bumi di wilayah Indonesia dengan memanfaatkan teknologi nuklir.

Pemanfaatan teknologi nuklir berfungsi untuk mendeteksi kandungan hidrokarbon dalam batuan reservoir untuk menentukan keberadaan minyak bumi yang terperangkap di dalam batuan.

"Analisis Hidrokarbon mempunyai peran penting dalam menentukan besarnya cadangan migas, dan dapat melihat potensi minyak dalam batuan," kata peneliti bidang instrumentasi nuklir Organisasi Riset Tenaga Nuklir (ORTN) BRIN Fahrurozzi Akbar dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu.

Penelitian yang dilakukan untuk mendeteksi kandungan hidrokarbon dalam batuan reservoir, seperti limestone dan sandstone, menggunakan metode Neutron dan X-ray imaging, melalui manipulasi tomografi.

"Meskipun penelitian ini masih pada tahap awal, namun siap untuk diujicobakan," ujar Fahrurozzi

Sejak 2020, ORTN BRIN telah menggandeng Fakultas Teknologi Kebumian dan Energi – Magister Teknik Perminyakan Universitas Trisakti secara bersama melakukan penelitian tersebut.

Baca juga: BRIN: Indonesia buat bahan bakar nuklir secara mandiri

Baca juga: BRIN mendanai 45 kegiatan riset ekspedisi dan eksplorasi


Menurut Fahrurrozi, selama ini upaya deteksi minyak pada batuan di Indonesia masih menggunakan metode indirect seperti neutron backscatter, ultrasonic, atau magnetic resonance. Hasil analisis yang didapatkan dari ketiga metode itu berupa kurva yang membutuhkan interpretasi lagi untuk membacanya.

Namun, dengan metode Neutron imaging, dapat diperoleh hasil secara kuantitatif dan kualitatif pada batuan secara langsung. Citra yang dihasilkan juga dalam bentuk tiga dimensi sehingga mendapat gambaran langsung untuk mengetahui adanya kandungan hidrokarbon pada batuan.

Sementara itu, Dewan Pengawas Badan Layanan Umum (BLU) LEMIGAS Kementerian ESDM Nanang A Manaf mengatakan metode yang dimiliki ORTN itu dapat dimanfaatkan dalam bentuk kerja sama dengan Pertamina research center untuk melengkapi standar pengujian yang biasa dilakukan industri hulu minyak dan gas bumi (migas).

"Tingkat akurasinya pun akan lebih tinggi daripada metode yang biasa. Metode ini juga dibutuhkan untuk advance study pada bidang reservoir," tuturnya.

Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Investasi Triharyo Soesilo menuturkan ada potensi yang cukup besar pada pemanfaatan metode tomografi neutron yang dikembangkan oleh ORTN.

"Dari yang kami lihat, metode ini tidak hanya dapat dimanfaatkan untuk menentukan kandungan hidrokarbon dalam bantuan, namun bisa kita kembangkan lagi untuk riset panas bumi, untuk mencari porosity dan probalility," katanya.

Ia berharap dapat segera bekerja sama dengan BRIN untuk mulai menggunakan metode tomografi neutron dalam menganalisis sampel hasil pengeboran pada suatu daerah, sehingga dapat menentukan hidrokarbonnya dan melihat potensi minyak bumi di wilayah itu.

Baca juga: BRIN perkuat budaya kolaborasi riset di Indonesia

Baca juga: Mengeksplorasi misteri laut dalam Indonesia

 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
COPYRIGHT © ANTARA 2022