Jakarta (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengatakan pihaknya akan menyajikan literasi mengenai Indonesia dalam Presidensi G20 pada akhir 2022.

“Sejak November 2021 lalu, kami mengeluarkan keputusan meminta agar 650 pustakawan Perpusnas disebar ke seluruh wilayah Indonesia. Tujuannya untuk menggali potensi kabupaten/kota itu, baik mengenai pariwisata, kuliner, sumber daya alam, dan lainnya,” ujarnya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Saat ini, materi mengenai keindonesiaan itu sedang dikumpulkan dan akan dibawa pada Presidensi G20 Indonesia.

Pihaknya menyajikan informasi mengenai Indonesia karena perpustakaan merupakan sumber informasi.

“Ini merupakan bentuk sumbangsih dari pustakawan di Tanah Air untuk Presidensi G20 Indonesia,” kata Syarif.

Baca juga: Kemlu: Indonesia gelar KTT G20 secara netral dan tidak memihak

Pemerintah Indonesia menetapkan tiga prioritas nasional dalam Presidensi Indonesia G20 tahun 2022, yakni arsitektur kesehatan global yang lebih inklusif, transformasi digital, dan transisi energi.

Ketiga prioritas utama tersebut dijadikan agenda pembahasan baru atau flagship agenda pada working group dan engagement group Sherpa Track pada ajang yang mengusung tema Recover Together, Recover Stronger atau Pulih Bersama tersebut.

Syarif menambahkan apa yang dilakukan Perpusnas saat ini sejalan dengan agenda prioritas G20 yakni transformasi digital.

Sejak beberapa tahun terakhir, Perpusnas melakukan transformasi untuk mewujudkan ekosistem digital Indonesia.

Transformasi yang dilakukan di antaranya dengan menghadirkan aplikasi iPusnas yang bisa diakses oleh masyarakat kapan saja dan di mana saja. Melalui aplikasi itu masyarakat dapat mengakses bahan bacaan mulai dari buku hingga jurnal internasional.

Baca juga: Delegasi G20 EDM-CSWG dukung komitmen global atasi masalah lingkungan
Baca juga: Rakornas Perpustakaan angkat isu transformasi perpustakaan
Baca juga: Perpusnas luncurkan aplikasi pendataan perpustakaan berbasis wilayah


Pewarta: Indriani
Editor: M. Hari Atmoko
COPYRIGHT © ANTARA 2022