Bantul (ANTARA News) - Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau kalangan petani tidak terburu-buru menebar benih dulu meski perkiraan musim hujan mulai Oktober 2011 ini.

"Walaupun perkiraan Badan Meteorologi Klimatoogi dan Geofisika (BMKG) Oktober mulai hujan, petani jangan tergesa untuk menanam padi, tunggu sampai hujan turun secara rutin," kata Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Bantul Edy Suharyanta di Bantul, Senin.

Menurut dia, imbauan disampaikan terutama para petani yang selama ini memanfaatkan sawah tadah hujan, dan memang diakui akhir-akhir ini cuaca terlihat mendung, namun hujan belum turun.

"Kami menyarankan petani tanam menunggu kalau hujan turun sudah rutin, karena jika hujan tidak rutin atau tidak disusul hujan berikutnya, justru padi yang terlanjur ditanam akan layu dan dapat berakibat gagal panen," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya telah memberikan pengertian tersebut kepada hampir semua gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Bantul, meski kemungkinan belum menyebar luas hingga ke seluruh anggota kelompok petani.

"Kami mengimbau petani lebih berhati-hati menerapkan pertanian, karena sengat dipengaruhi cuaca, terutama cuaca yang tidak mesti harus bisa diduga sebelumnya, kami berharap kegagalan panen bisa diminimalisir," katanya.

Menurut dia, selain itu petani padi diimbau menerapkan sistem pola tanam padi secara berurutan atau tidak serentak untuk mengantisipasi jatuhnya harga beras saat musim panen raya.

"Kami sarankan petani yang sebelumnya tanam berbarengan menanam padi menjadi pola tanam berurutan guna mengantisipasi jatuhnya harga saat panen raya akibat stok dipasar melimpah karena panen dalam volume besar," katanya.

Ia mengatakan, berbeda jika seandainya diatur atau digilir dengan dibuat jadwal penanaman, sehingga masa panen padi juga terjadi secara berurutan dan tidak sebabkan pasokan beras dipasar berlebihan.

"Sebagai contoh, petani tidak harus menanam awal Oktober hingga November dan akan mengalami panen raya pada Maret-April, melainkan bisa diatur dan berurutan sehingga hasil yang dipanen juga berurutan," katanya. (ANT-068/A035)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011