Jakarta (ANTARA News) - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) berharap pemerintah mendukung perkembangan pasar modal Indonesia dengan memperbanyak Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan penawaran saham perdana (IPO).

"Pemerintah harus mendukung pasar modal Indonesia dengan IPO BUMN yang potensial," ujar Direktur Utama BEI, Ito Warsito di Jakarta, Kamis.

Ia mengatakan, hingga kini baru sekitar 18 BUMN yang mencatatkan saham di BEI. Diyakini, banyak lagi BUMN yang mempunyai potensi untuk masuk ke bursa saham.

Ito menambahkan, dengan banyaknya BUMN yang melantai di BEI dan penerbitan obligasi korporasi, maka dapat diantisipasi jika suatu saat terjadi pembalikan modal yang dilakukan oleh para investor asing.

"Pemerintah punya kekuasaan untuk mendorong perusahaan BUMN untuk melantai di BEI. Jika kita hanya mengandalkan swasta saja, itu tidak cukup karena swasta berinvestasi di Indonesia sesuai dengan kebutuhannya saja," ujar dia.

Menurut Ito, saham-saham BUMN merupakan faktor penentu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga merupakan sebagai salah satu indikator ekonomi nasional.

Sementara itu Direktur Utama PT Bahana Securities, Eko Yuliantoro mengatakan kondisi bursa saham yang masih berfluktuasi, pelaksanaan penawaran umum saham perdana dapat dilakukan dengan kondisi yang tepat dan dapat menyesuaikan diri.

"Pasar global saat ini bergerak kanan-kiri. Prinsipnya tidak bisa lawan pasar. Kalau seperti ini, ada badai minggir dulu. Kalau tidak mau kena imbas," kata dia.

Ia mengatakan, IPO yang dilakukan dengan situasi tepat diharapkan dapat menguntungkan perseroan dan investor.

"Investor itu tidak bisa berada dalam posisi yang dia tidak tahu di mana posisinya," ujar dia.

Eko menambahkan, kondisi global yang tidak menentu cukup berpengaruh kapada investor dengan orientasi jangka pendek.

Namun, lanjut dia, untuk investor berorientasi jangka panjang lebih dari tiga tahun tidak akan terpengaruh dengan kondisi gejolak pasar saat ini.
(T.KR-ZMF/A039) 

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011