Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menyampaikan bahwa peringatan 50 tahun (golden anniversary) Petrokimia Gresik pada Juli 2022, menjadi momen bagi perusahaan untuk mendukung bangkitnya seniman Indonesia di tengah pandemi COVID-19.

Dukungan ini selaras dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir agar setiap BUMN harus turut merawat seni dan budaya. Untuk mendukung seni pertunjukan kembali bangkit dan tetap terjaga kelestariannya, Petrokimia Gresik menggelar pertunjukan teater "Tabib Suci" bersama kelompok seniman Indonesia Kita di SOR Tri Dharma Petrokimia Gresik di Gresik, Jawa Timur, Minggu malam (27/3).

“Kami berharap pagelaran ini mampu menjadi momentum kebangkitan seni pertunjukan Indonesia dari keterpurukan pandemi COVID-19. Saya yakin pertunjukan yang ditampilkan akan menjadi tuntunan serta mengobarkan semangat cinta seni dan budaya bagi Insan Petrokimia Gresik,” kata Dwi Satriyo dalam keterangan pers di Jakarta, Senin.

Ditambahkan Dwi Satriyo, pertunjukan ini juga merupakan bentuk komitmen Petrokimia Gresik dalam menjaga keutuhan dan kebinekaan Indonesia melalui jalan kebudayaan. Karena nilai-nilai budaya mampu merekatkan semangat persatuan dan membangun serta menjaga kerukunan bangsa.

“Sejarah mencatat bersatunya bangsa ini karena budaya. Jangan sampai terjadi disintegrasi bangsa karena kita tidak peduli bagi seni budaya. Sejarah pun telah membuktikan bahwa seni budaya mampu merekatkan semangat persatuan sehingga kerukunan tetap terjaga,” ujarnya.

Lebih lanjut ia juga menjelaskan bahwa jalannya cerita “Tabib Suci” tidak hanya memberikan hiburan bagi insan Petrokimia Gresik yang menjadi penonton, tapi secara tersirat juga mengajak seluruh penonton untuk mengimplementasikan core value BUMN, AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif).

“Menonton seni pertunjukan Tabib Suci merupakan cara lain dari kita untuk mempelajari apa itu tata nilai AKHLAK, untuk menjadikan perusahaan ini bermartabat, berdaya saing, dan menjadi kekuatan bersama Indonesia dalam menjaga ketahanan pangan nasional,” ujar Dwi Satriyo.

Kisah “Tabib Suci” sendiri mengambil isu sosial yang terjadi di tengah masyarakat, sebagai upaya membangun kembali Indonesia yang plural. Di tengah bangsa yang sedang sakit karena pandemi, diceritakan mendadak bermunculan tabib-tabib mengaku suci dan sakti, yang pada akhirnya justru membuat kisruh. Persaingan pun terjadi untuk berebut pengaruh dan banyak mengorbankan orang-orang kecil di sekitar mereka. Kisah ini diperankan oleh aktor kawakan mulai dari Butet Kartaredjasa hingga Cak Lontong.

Usai pertunjukan, Butet mengapresiasi peranan aktif Petrokimia Gresik dalam memberikan dukungan dan membangkitkan kembali seni budaya Indonesia. Menurut dia, komitmen ini adalah investasi terbaik dalam peningkatan kualitas SDM Indonesia melalui jalan kebudayaan.

"Presiden Republik Indonesia telah menyatakan seni pertunjukan harus bangkit dan mendapatkan support dari BUMN-BUMN di Indonesia. Jadi bagi saya, upaya Petrokimia Gresik menghadirkan “Tabib Suci” adalah ikhtiar yang tangkas dalam perbaikan kualitas SDM di Indonesia,” ujar Butet.

Sementara itu, Staf Khusus Presiden Sukardi Rinakit yang turut hadir menyaksikan seni pertunjukan “Tabib Suci” di Gresik, menyampaikan bahwa kebudayaan, seni dan kerja keras adalah DNA bangsa Indonesia.

“Nah, pertunjukan ini adalah peran luar biasa Petrokimia Gresik dalam menghidupkan dan menghidupi kebudayaan,” kata Sukardi.

Selain dihadiri oleh Staf Khusus Presiden, kegiatan ini juga dihadiri oleh Direksi Pupuk Indonesia Group, Komisaris Petrokimia Gresik, Forkopimda, dan karyawan Petrokimia Gresik beserta keluarga.

Baca juga: Dirut Petrogres raih CEO Driving Execution Terbaik di Anugerah BUMN

Baca juga: Petrogres - PTPN Grup perluas kerja sama Program Makmur petani tebu

Baca juga: Petrogres jamin ketersediaan pupuk nonsubsidi petani tebu di Sidoarjo

 

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2022