Washington (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Kofi Annan, mengatakan bahwa Presiden Amerika Serikat (AS), George Walter Bush, sependapat dengannya mengenai keharusan negara-negara Barat membantu menyiapkan pasukan perdamaian yang kuat untuk wilayah Sudan yang rusuh, Darfur. Annan kepada jaringan televisi pemberitaan CNN mengemukakan, telah "melakukan pembicaraan yang sangat baik" dengan Bush mengenai Darfur di Gedung Putih, Senin waktu setempat. "Kami sependapat bahwa kita perlu memiliki pasukan yang jauh lebih efektif di lapangan untuk menggantikan pasukan Uni Afrika (AU) di Darfur," ujar diplomat karir dari Ghana tersebut. Pasukan PBB yang akan dikirim ke Darfur, menurut dia, sudah terlatih baik dan memiliki perlengkapan yang sangat mencukupi dari negara-negara Barat maupun Dunia Ketiga, yang telah berpartisipasi selama bertahun-tahun dalam pasukan perdamaian, kata Annan. "Kita semua perlu mendorong, agar pasukan itu dapat terbentuk Dan, Presiden Bush sependapat dengan saya," katanya. Ketika ditanya CNN, apakah Presiden AS itu mengisyaratkan kesediaannya untuk melibatkan pasukan AS, Annan menjawab: "Kami belum sampai pada tahap itu, karena kami baru berbicara mengenai rencana." Annan pun menimpali, "Saya kira, apabila rencana itu dilakukan dan kami mengajukan ketentuan, maka masing-masing pemerintah akan menyampaikan apa yang mereka akan usulkan dan apa yang mereka dapat lakukan. Saya mengharapkan AS dan negara-negara lain bekerjasama dengan kami dalam menempatkan pasukan di lapangan." Selain itu, "Saya sangat gembira bahwa kami sepakat untuk bekerjasama mengenai masalah Darfur, bekerjasama dengan pemerintah-pemerintah Eropa, Asia dan wilayah lain untuk menjamin bahwa kita memiliki suatu kehadiran keamanan di lapangan." Sebelumnya, CNN menayangkan pertemuan Annan bersama Bush di Gedung Putih, Washington (AS). Bush menyebut pertemuannya pekan lalu dengan Rebecca Garang, janda pemimpin pemberontak Sudan, John Garang, dan usaha-usaha untuk melaksanakan perjanjian perdamaian Januari 2005 di Sudan. Bush juga menyebut, akan berupaya mengakhiri perang saudara yang berlangsung lebih dari dua dasawarsa di antara wilayah utara-selatan Sudan, yang menewaskan sekitar dua juta orang, dan menyebabkan lebih dari empat juta orang terlantar. "Saya menghargai upaya Annan mengenai masalah itu," kata Bush. Pekan lalu, Annan mengatakan, pihaknya akan mendesak Bush untuk membantu pembentukan satu pasukan PBB yang kuat untuk wilayah Darfur, Sudan barat, menyinggung peringatan dari Washington bahwa perundingan seperti itu "belum waktunya." Pada 3 Februari 2005, Dewan Keamanan (DK) PBB mengimbau, pembuatan rencana pembentukan pasukan perdamaian PBB untuk menggantikan kontingen Uni Afrika di Darfur yang tak kunjung mencapai perdamaian. Pasukan Uni Afrika yang berkekuatan 7.000 personel digelar sejak 2004, dan mereka mengalami kekurangan dana dan sumber manusia i untuk mengatasi pertumpahan darah yang kian meningkat di wilayah barat Sudan itu. Perang di wilayah itu meletus pada Februari 2003, ketika kelompok kulit hitam pimpinan John Garang melancarkan pemberontakan terhadap pusat pemerintahan di Khartoum yang segera ditumpas oleh pemerintah Presiden Omar Al Bashir. Beberapa waktu kemudian sempat terjadi perdamaian, manakala John Garang menjadi Wakil Presiden Sudan. Namun, perang menjadi kian ricuh tatkala John Garang tewas dalam satu kecelakaan. (*)

Editor: Priyambodo RH
COPYRIGHT © ANTARA 2006