Jakarta (ANTARA) - Himpunan Penambang Kuarsa Indonesia (Hipki) mendorong pembangunan fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral atau smelter kuarsa di Indonesia dengan mengajak investor China terlibat dalam proyek tersebut.

Ketua Umum Hipki Ady Indra Pawennari mengatakan komoditas pasir kuarsa di Indonesia menjadi primadona sejak pemerintah membuka keran ekspor, sehingga pembangunan smelter akan meningkatkan nilai tambah kuarsa.

"Saya sudah mengajak mereka membangun smelter di Indonesia. Saat ini, sedang dalam proses studi kelayakan," ujarnya dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Ady enggan menyebutkan daerah yang diusulkan ke investor untuk membangun smelter pasir kuarsa di Indonesia karena khawatir munculnya spekulan tanah yang menguasai lokasi yang direncanakan.

"Ada empat provinsi yang disurvei, yaitu Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, dan Kepulauan Riau," ungkapnya.

Sejumlah pengusaha asal China yang bergerak di bidang industri pengolahan bahan baku hasil pertambangan mineral bukan logam, berburu pasir kuarsa di beberapa daerah di Indonesia.

Bahkan, mereka tak segan-segan mematok harga tinggi demi mendapatkan pasir kuarsa yang dicarinya. Adapun spesifikasi yang menjadi target buruan itu adalah pasir kuarsa yang mengandung kadar silika di atas 99,5 persen dan kadar besi di bawah 120 ppm.

"Sejak empat bulan terakhir, permintaan pasir kuarsa di pasar China cukup besar, tapi karena produksinya masih terbatas, ya barangnya jadi rebutan. Harganya juga naik terus," kata Ady.

Ady yang baru pulang mendampingi beberapa investor asal China melakukan survei potensi pasir kuarsa di sejumlah daerah di Indonesia meyakini komoditas pasir kuarsa akan mampu berkontribusi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan pemulihan ekonomi nasional.

"Pajak atau retribusi pasir kuarsa yang masuk dalam golongan mineral bukan logam jenis tertentu ini, semuanya masuk ke kas daerah. Karena itu, daerah yang memiliki potensi kuarsa pasti akan merasakan dampaknya," ujar Ady.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan tahun 2021, sumbangsih sektor pertambangan sampai 30 Desember 2021 sebesar 4,7 persen dari total realisasi penerimaan negara sebesar Rp1.082,86 triliun. Sektor pertambangan diharapkan terus tumbuh dan adaptif terhadap semangat global yang menekankan pada aspek perlindungan lingkungan dalam setiap tahapan kegiatannya.

Indonesia diperkirakan memiliki cadangan kuarsa sekitar 17 miliar ton yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Barat.

Baca juga: Presiden akan stop ekspor bahan mentah dengan risiko apapun
Baca juga: Kemenperin pacu industri smelter, dukung setop ekspor minerba mentah

Baca juga: Perhimpunan penambang kuarsa resmi terbentuk

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Kelik Dewanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022