Manado (ANTARA News) - Kalau peringatan ini tidak diindahkan, bisa berbahaya. Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Provinsi Sulawesi Utara, Olvie Atteng, jalan tol Manado-Bitung yang akan dibangun melewati sesar atau patahan yang berpengaruh kuat terhadap konstruksi jalan.

"Ada dua patahan yang dilewati bangunan jalan tol yakni patahan Maumbi-Likupang dan Kema-Manado," kata Atteng, di Manado, Minggu.

Dia jelaskan, pengaruh dua patahan ini harus dikaji cermat sehingga tidak akan membahayakan konstruksi jalan tol. Apalagi menurut dia, Provinsi Sulawesi Utara termasuk rawan gempa sehingga perhitungan dan kajian harus menjadi fokus perhatian.

"Karena itu dalam kajian mengenai pembangunan jalan tol ini hal-hal yang akan memberi pengaruh kuat termasuk sesar ini akan direkayasa teknologi. Tapi itu nanti terlihat setelah konsultan menyelesaikan kajiannya," katanya.

Karena itu kata Atteng, dalam kajian lingkungan ini pakar dan profesional dalam bidang ilmu yang berkaitan geologi akan diundang untuk membahas patahan yang akan dilewati pembangunan jalan tol ini.

"Masukan secara ilmiah dari mereka akan bermanfaat untuk konstruksi yang akan dibangun nanti. Pakar geologi akan diundang dan melakukan kajian," imbuhnya.

Kami khawatirkan ketika ruas jalan dibangun kemudian terjadi pergeseran dan membahayakan konstruksi, kata Atteng.

Sulawesi Utara masuk daerah rawan gempa karena dikelilingi enam patahan, yaitu patahan Gorontalo, patahan Bitung, patahan Amurang, patahan Manado, patahan Palu dan patahan Sorong.

Selain patahan Sulut juga dikelilingi tiga lempeng tektonik masing-masing lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sulut melalui Stasiun Geofisika Winangun merata-ratakan kejadian gempa tektonik yang terjadi di Sulut sebanyak 128 kali selama satu bulan.

Di bulan Juni terjadi sebanyak 53 kali gempa tektonik. Bulan selanjutnya tercatat sebanyak 101 kali gempa tektonik. Sedangkan di bulan Agustus dan September masing-masing terjadi sebanyak 102 kali dan 256 kali gempa tektonik. (ANT)



Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011