New York (ANTARA) - Dolar jatuh terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), karena laporan kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina mengangkat euro dan mengurangi daya tarik mata uang safe-haven greenback.

Rusia mengatakan dalam pembicaraan di Istanbul pada Selasa (29/3/2022) bahwa mereka akan mengurangi operasi militer di sekitar ibu kota Ukraina dan utara, sementara Kyiv mengusulkan untuk mengadopsi status netral, dalam langkah-langkah membangun kepercayaan yang merupakan tanda-tanda pertama kemajuan menuju negosiasi perdamaian.

Indeks dolar, yang telah naik sebanyak 3,4 persen sejak Rusia menginvasi Ukraina, turun 0,596 persen menjadi 98,496, karena para pedagang melirik mata uang yang dianggap lebih berisiko.

Baca juga: Euro naik jelang pembicaraan tentang Ukraina, yen "rebound" vs dolar

"Selera risiko telah kembali dan saya pikir Anda melihat potensi titik balik besar dalam perang di Ukraina karena Rusia memberi sinyal bahwa pembicaraan telah konstruktif dan ada harapan bahwa mungkin ada gencatan senjata," kata Edward Moya, analis senior di Oanda.

Euro menguat 0,81 persen pada 1,1076 dolar, setelah sebelumnya mencapai level tertinggi sejak 17 Maret.

"Euro hari ini menikmati reli bantuan yang dibangun di atas pembicaraan damai yang konstruktif, minyak yang lebih rendah, dan ekspektasi bahwa data zona euro minggu ini dapat memperkuat kasus bagi ECB (Bank Sentral Eropa) untuk menaikkan suku bunga," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Western Union Business Solutions.

Setiap langkah menuju gencatan senjata atau kesepakatan damai potensial di Ukraina akan mendukung euro, karena Eropa terlihat menderita pukulan ekonomi yang signifikan dari konflik, yang dimulai dengan invasi Rusia pada 24 Februari dan membuat harga-harga energi melonjak.

Angka inflasi anggota zona euro untuk Maret akan mulai bergulir pada Rabu, dengan rilis gabungan pada Jumat (1/4/2022).

Baca juga: Emas datar, penguatan dolar dan imbal hasil lawan pembicaraan Ukraina

Greenback turun 0,89 persen terhadap yen menjadi 122,83 yen. Mata uang Jepang telah jatuh ke level terendah sejak 2015 pada Senin (28/3/2022).

Menteri Keuangan Jepang Shunichi Suzuki mengatakan pemerintah akan mengawasi pergerakan mata uang untuk mencegah pelemahan yen yang "buruk" yang merugikan perekonomian.

"Sementara komentar dari pejabat Jepang semalam tidak mungkin membalikkan tren pelemahan yen dengan sendirinya, mereka setidaknya harus membantu memperlambat laju cepat penjualan yen baru-baru ini," Lee Hardman, analis mata uang di MUFG, mengatakan dalam sebuah catatan untuk klien.

Bank sentral Jepang (BOJ) pada Selasa (29/3/2022) terus mempertahankan batas imbal hasil utama dengan menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah 10-tahun dalam jumlah tidak terbatas, yang kemungkinan akan membuat yen tetap lemah.

Yuan China di pasar luar negeri turun 0,14 persen menjadi 6,3763 terhadap greenback setelah pembatasan pandemi baru di Shanghai. Yuan mencapai level terendah sejak Oktober 2021 di 6,4106 pada pertengahan Maret.

Shanghai, kota terpadat di China, memperketat fase pertama dari dua tahap penguncian COVID-19, meminta penduduk untuk tinggal di dalam rumah.

Di pasar uang kripto, bitcoin menguat 0,92 persen pada 47.585 dolar AS setelah mencapai level tertinggi sejak akhir Desember pada Senin (28/3/2022). Sementara itu, ether, uang kripto terbesar kedua di dunia, naik 2,67 persen pada 3.423 dolar AS.

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Budi Suyanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022