Kendari (ANTARA News) - Warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara diimbau memiliki tabung pemadam kebakaran di rumah sendiri supaya bisa segera mengatasi musibah kebakaran sendiri.

Imbauan tersebut disampaikan Kepala Kantor Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Kendari, Suhardin di Kendari, Minggu.

"Bagi warga yang berminat membeli tabung pemadam kebakaran, petugas kami melayani pembelian dari rumah ke rumah," katanya.

Ia mengatakan, pihaknya menawarkan tabung pemadam kebakaran dari pintu ke pintu itu, sebagai upaya antisipasi terjadinya kebakaran lebih luas.

"Kalau di rumah warga terjadi kebakaran, maka pemilik rumah yang memiliki tabung pemadam kebakaran bisa segera memadamkan apinya sehingga tidak meluas ke rumah tetangga," katanya.

Ia mengaku dalam penjualan tabung pemadam kebakaran tersebut pihak Kantor Pemadam Kebakaran Kota Kendari sudah menjalin kerja sama dengan PT Prima Mutiara sebagai distributor.

Setiap penjualan satu tabung ukuran standar seharga Rp650.000 pembeli harus membayar retribusi kepada pihak Kantor Pemadam Kebakaran sebesar Rp25.000.

"Retribusi sebesar itu per tabung, masuk ke kas daerah menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kendari," katanya.

Menurut dia, kantor Pemadam Kebakaran Kota Kendari tahun 2011 ini diberi beban mencari PAD oleh Pemerintah Kota Kendari, sebesar Rp50 juta.

Namun hingga awal Oktober 2011 ini, perolehan PAD dari penjualan tabung pemadam kebakaran tersebut baru mencapai sekitar Rp14 juta lebih.

"Dalam upaya mengejar peroleh PAD itu, maka kami petugas Pemadam Kebakaran melakukan penjualan tabung pemadam kebakaran dari rumah-rumah, terutama di toko-toko," katanya.

Keskipun perolehan PAD itu masih sekitar 18 persen dari target yang dibebankan kepada Pemadam Kebakaran kata dia, namun pihaknya optimistis bisa mencapai terget tersebut.

"Melalui penjualan tabung pemadam kebakaran dari rumah ke rumah ini, kami masih bisa memperoleh PAD sesuai target, karena peminat alat pemadam kebaran itu sangat tinggi, mencapai 30 sampai 40 tabung per hari" katanya.  (ANT-227/Z002)

Editor: Kunto Wibisono
COPYRIGHT © ANTARA 2011