Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian melalui Balai besar standarisasi dan pelayanan jasa industri kain batik (BBSPJIKB) berinovasi untuk menciptakan aplikasi website katalog warna alam yang diberi nama NADIN (Natural Dyes Indexation).

 

"Dengan adanya aplikasi katalog warna alam ini, akan menumbuhkan kreasi pelaku industri fesyen berbasis pewarna alam yang kemudian banyak digemari oleh masyarakat," kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian Doddy Rahadi lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.

 

Selain mampu memberikan warna khas yang eksotik, lanjut Doddy, pewarna alam tentunya lebih ramah lingkungan. Fesyen warna alam juga menyuguhkan warna pastel yang nyaman dipandang.

 

Aplikasi itu dapat diakses dengan mengunjungi nadin.batik.go.id. Saat ini, NADIN berisikan 656 contoh warna alam yang berasal dari sembilan bahan baku pewarna alam yang dapat digunakan dalam produksi kain batik dan non-batik

 

Doddy menegaskan, Kemenperin secara aktif terus mendorong tumbuhnya industri fesyen dengan menggunakan pendekatan teknologi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan secara global.

 

Katalog warna alam tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri kriya tekstil. Bahkan, dengan adanya NADIN, pelaku industri juga dapat dengan mudah mewarnai kainnya sesuai dengan warna yang diinginkan.

 

“Industri tidak perlu lagi melakukan coba-coba warna yang menghabiskan waktu dan biaya, karena pada katalog NADIN dilengkapi dengan contoh warna yang dilengkapi dengan resep warna dan kode warna digital,” imbuh Doddy.

 

Katalog NADIN diharapkan dapat menjadi referensi untuk mencari inspirasi memperkaya variasi warna alam baru pada kain. Ke depannya katalog warna ini dapat bermanfaat lebih untuk pelaku industri fesyen nasional dan dapat digunakan untuk komunikasi antara pelanggan, desainer dan produsen kain warna alam.

 

Sehingga pelanggan dan desainer dapat memilih warna yang tersedia di NADIN, produsen kain tinggal memproduksi sesuai dengan resep yang telah disediakan.

 

Doddy menambahkan, industri fesyen nasional semakin tumbuh dan berkembang, baik dari sisi kualitas, variasi warna dan ragam produknya. Namun gencarnya isu lingkungan global telah memengaruhi berbagai sektor industri, termasuk industri fesyen.

 

Hal itu ditandai dengan munculnya tren sustainable fashion. Tak lagi hanya berfokus pada sisi estetika, namun sekarang tren fesyen juga memandang penting efek lingkungan dari proses produksinya.

 

Sebagai tren baru, warna alam juga berkembang di industri batik dan non-batik seperti jumputan, tritik, shibori, tenun dan lain-lain.

 

Meski begitu, perkembangan warna alam juga mempunyai tantangannya sendiri, salah satu diantaranya adalah tidak adanya acuan atau standar warna alam dalam bentuk katalog.

 

Hal tersebut berbeda dengan warna sintetis, katalog warna sintetis telah disediakan oleh pabrik yang memproduksinya.

Baca juga: Perluas pasar, Manggarai Barat kembangkan kain tenun pewarna alam

Baca juga: Yogyakarta intensifkan penggunaan pewarna alam untuk batik

Baca juga: Menperin ingin kualitas pewarna alam batik ditingkatkan


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
COPYRIGHT © ANTARA 2022