Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono telah "mengucap janji" untuk merombak kabinet. Niat untuk reshuffle (merombak kabinet) itu disertai serangkaian janji perbaikan kinerja pemerintah.

"Bulan depan akan genap kabinet Indonesia Bersatu II berusia dua tahun, sehingga dengan pola pikir seperti itu evaluasi separuh jalan. Saya mesti mengatakan sekarang saat yang tepat melakukan penataan kembali atas kabinet yang saya pimpin, karena saya ingin tiga tahun mendatang memiliki kinerja yang baik," kata Presiden saat membuka Munas Persatuan Tarbiyah Islamiyah di Jambi, beberapa waktu lalu.

Kepala Negara menambahkan, reshuffle yang akan dilakukan didasarkan pada penilaian objektif dan sesuai dengan tantangan kabinet tiga tahun mendatang.

"Prinsip right man dan right place, beberapa menteri mungkin sudah cukup dan diperlukan pejabat baru sesuai tantangan tiga tahun mendatang. Karena itu beri kesempatan dan kepercayaan pada saya sesuai dengan kewenangan konstitusi yang saya miliki," kata Presiden.

Presiden mengatakan, ada banyak figur baik yang langsung atau tidak langsung menyatakan kesiapannya masuk ke jajaran kabinet, namun Kepala Negara mengatakan akan menilai secara objektif, apakah tepat menduduki jabatan yang dibutuhkan.

"Reshuffle yang akan saya lakukan sebelum dua tahun pemerintahan ini, 20 Oktober 2011, didasarkan pertimbangan yang rasional, merujuk pada kinerja dan integritas," katanya.

Sejak pidato itu, perhatian publik tertuju kepada setiap gerak dan aktivitas di kompleks Istana Kepresidenan. Media massa tak henti-hentinya memberitakan berbagai hal seputar perombakan kabinet, khususnya berbagai perkembangan dari Istana.

Namun, kompleks itu bagaikan gudang informasi yang tertutup rapat. Setumpuk informasi tersimpan di tempat itu, namun tidak semua orang bisa mendapatkannya dengan mudah.

Para penghuni istana menutup rapat setiap informasi yang terkait dengan nama-nama orang yang kemungkinan akan ditunjuk sebagai menteri, termasuk nama-nama menteri yang kemungkinan diberhentikan.

Salah satu informasi yang mudah didapat adalah informasi normatif tentang visi dan target yang ingin dicapai melalui perombakan kabinet. Bagi sebagaian kalangan, informasi semacam itu mungkin kurang berguna. Namun, bagi kalangan lain, hal itu justru penting karena bisa dimaknai sebagai janji yang suatu saat harus ditagih.

Staf Khusus Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik Daniel Sparringa mengatakan, salah satu tujuan perombakan kabinet adalah mempercepat kinerja pemerintahan selama tiga tahun ke depan.

"Ikhtiarnya menyiapkan tim yang siap untuk memikul suatu tugas baru, yaitu akselerasi tiga tahun ke depan," ujarnya.

Menurut dia, perombakan kabinet baru ditekankan pada komitmen para anggotanya agar target-target pemerintah dapat tercapai selama tiga tahun ke depan.

Citra baru

Salah satu janji tentang perombakan kabinet adalah citra baru dari sebuah kepemimpinan. Daniel Sparringa mengatakan, perombakan kabinet akan mengawali era kepemimpinan yang lebih agresif.

"Dalam orientasi baru ini akan ada akselerasi, akan ada aksi interventif, akan ada kepemimpinan yang lebih agresif untuk menggerakkan sistem lebih efektif," katanya.

Bahkan, dia mengatakan, Kabinet Indonesia Bersatu II akan menjadi motor perubahan untuk mewujudkan amanat rakyat.

Dalam sebuah pertemuan dengan para staf khusus, Presiden menyinggung beberapa hal penting yang berkait dengan pencanangan perubahan yang menjadi landasan dasar jalannya pemerintahan untuk tiga tahun ke depan.

"Presiden juga akan memastikan bahwa kekuasaan dan kewenangan yang dimiliki oleh setiap pejabat pemerintah akan digunakan hanya untuk rakyat. Tidak ada yang lain selain untuk rakyat," katanya.

Salah satu fokus kerja pemerintah untuk tiga tahun mendatang adalah penataan anggaran negara. Menurut Daniel, pemborosan dan berbagai penyimpangan alokasi uang rakyat di APBN, APBD, dan badan badan usaha milik negara harus dihentikan.

"Pesta pora telah berakhir," katanya.

Menurut dia, perang yang lebih keras terhadap pemborosan dan penyelewengan uang negara segera dimulai. Presiden sendiri akan menyampaikan hal-hal semacam ini saat mengumumkan kabinet barunya dalam waktu dekat.

"Yang pada akhirnya penting adalah rakyat Indonesia tahu bahwa ada sesuatu yang sangat besar sedang terjadi di Merdeka Utara, yaitu perubahan yang harus terjadi di negeri ini dalam tiga tahun ke depan. Itulah inti dari semua yang akan disampaikan Presiden SBY saat ia berbicara langsung pada rakyat di salah satu hari sebelum 20 Oktober," kata Daniel.

Pemerintah boleh saja menganggap semua ide tadi sebagai program kerja ataupun target kerja. Namun, tidak dapat dipungkiri, masyarakat awam akan melihatnya sebagai sebuah janji. Dan sesuai kodratnya, janji haruslah ditepati.(*)

F008/Z002

Oleh F.X. Lilik Dwi Mardjianto
Editor: Aditia Maruli Radja
COPYRIGHT © ANTARA 2011