Jakarta (ANTARA) - Lombok kian populer setelah menjadi lokasi resmi penyelenggaraan seri kejuaraan dunia MotoGP 2022. Salah satu hal istimewa yang tak boleh dilewatkan dari Lombok adalah kuliner khasnya yang dikenal legendaris dan kaya rasa.

Nasi gurih, ikan bakar tanjung, sate pusut, gecok babat, ebatan, hingga sambal beberuk adalah beberapa di antaranya. Namun, apa jadinya bila semua menu tersebut dapat dinikmati secara bersamaan dalam satu cecap? Tentu, ada keunikan rasa tersendiri.

Inilah kombinasi sajian makanan lokal jalanan favorit dari Lombok, Nusa Tenggara Barat yang dikemas menjadi Mandalika Rijsttafel.

Baca juga: Bertemu pebalap MotoGP, Sandiaga Uno pamer kuliner khas Indonesia

Mandalika Rijsttafel

Mandalika Rijsttafel, sebuah hidangan yang terdiri dari berbagai toping khas Lombok, Nusa Tenggara Barat dengan citarasa bumbu rempah yang belum pernah tereksplorasi sebelumnya. (ANTARA/Nabila Charisty)
Mandalika Rijsttafel ini menjadi salah satu hidangan kuliner lokal Nusantara yang belum banyak dikenal atau ‘Unexplored Recipes’ yang dipersembahkan secara khusus oleh Executive Sous Chef Heri Purnama dan tim untuk pengunjung yang ingin menikmati kuliner Ramadhan di Restoran Signatures, Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.

Nama Mandalika Rijsttafel tersebut sengaja diciptakan oleh Chef Heri yang ingin bercerita soal kisah menarik di balik Mandalika melalui sentuhan makanan yang dipersembahkannya.

“Sebenernya Mandalika Ritjstafel ini saya ciptakan ketika menang kompetisi di salah satu hotel, jauh hari sebelum event Mandalika MotoGP. Ide ini merupakan kombinasi dari makanan lokal jalanan terfavorit dari Lombok, NTT."

"Nama Mandalika itu sendiri sudah unik, oleh karena saya pernah tinggal di sana, bekerja di sana, dan banyak kisah di dalamnya, maka saya menciptakannya dalam Mandalika Rijsttafel, yang kebetulan momennya lagi ramai karena MotoGP. Saya merasa beruntung sih,” kata Chef Heri.

Agar momen Ramadhan semakin terasa spesial, Chef Heri dan tim juga menciptakan menu baru lainnya yang berada dalam kesatuan tema “Ramadhan Culinary Rijsttafel, go local eat global”, dengan mengeksplorasi kekayaan alam dari Nusa Tenggara Timur, mulai dari sei sapi dan ayam serta pa'piong.

Baca juga: Gohu, kuliner ikan mentah khas Ternate, Malut


Pa'piong, hidangan khas Toraja yang terdiri dari bahan-bahan, seperti daging ayam atau ikan, daun miana, batang pohon pisang, dan rempah-rempah khas Toraja. Umumnya, disajikan saat tradisi tertentu seperti upacara kematian, hingga syukuran perkawinan. (ANTARA/Nabila Charisty)
Pa'piong

Pa'piong adalah masakan khas Toraja yang terdiri atas daun miana dicampur dengan ayam kampung atau ikan mas. Daging di dalamnya bercampur dengan parutan kelapa yang menguning karena bumbu yang dikemas dan dibakar bersama batang pohon pisang.

Biasanya, pa'piong sering dijadikan sebagai sajian hidangan untuk acara besar, seperti upacara kematian, hingga acara syukuran perkawinan. Pa'piong inilah yang menurut Chef Heri banyak diminati oleh para turis asing saat berkunjung ke Restoran Signatures, oleh karena proses memasaknya dan cerita di balik uniknya tradisi masyarakat Toraja.

Nasi gandul

Nasi Gandul adalah masakan khas yang berasal dari daerah Pati, Jawa Tengah. Di Hotel Indonesia Kempinski Jakarta, Nasi Gandul disajikan dengan potongan kikil, tempe goreng, sambal hijau, tumis hati sapi, daging empal yang telah dimarinasi, babat yang telah dibumbui rempah, hingga telur bebek rebus yang dipindang dengan bumbu bacem. (ANTARA/Nabila Charisty)
Selain menu masakan khas dari wilayah timur Indonesia, Chef Heri juga menyajikan menu khusus khas Pati, Jawa Tengah dengan menggunakan rempah-rempah yang jarang ditemui di pasaran. Menu nasi gandul dan nasi rames komplit ciptaannya itu dijamin tidak biasa dan dapat memenuhi selera lidah lokal hingga orang asing.

Baca juga: Lontong kariang, kuliner khas Bonjol yang bertahan ratusan tahun

Nasi rames komplit

Nasi Rames Komplit, kudapan nasi khas Nusantara yang ditambahkan dengan hidangan Opor Ayam dan Semur Daging Cabai Hijau. (ANTARA/Nabila Charisty) ((ANTARA/Nabila Charisty))
Hidangan nasi rames, menjadi salah satu menu kudapan khas Nusantara yang identik sebagai makanan rakyat kecil. Hal ini lantaran nasi rames menggunakan bahan-bahan yang murah dan porsinya sangat sedikit, yang umumnya sering dikonsumsi oleh masyarakat dari kalangan ekonomi bawah.

Sedikit berbeda dari nasi rames biasanya, Restoran Signatures Hotel Indonesia Kempinski menambahkan menu opor ayam berkuah santan ringan, dan semur daging sapi cabe hijau. Perpaduan itu dikombinasikan sebagai wujud memeriahkan nuansa berlebaran meski di bulan Ramadhan.

“Saya membuat menu khas Nusantara ini dengan teknik pengolahan yang berbeda, ditambah lagi bahan-bahan dan bumbu rempah yang tidak biasa, bahkan sangat jarang ditemui di pasaran. Namun, beruntungnya saya punya banyak koneksi dengan warga daerah di pelosok yang masih menanam rempah-rempah tersebut,” ujar Heri dalam wawancara khusus dengan ANTARA, Rabu (23/3).

Baca juga: Mengenal Sagu Sep, kuliner lezat khas Merauke


Beraneka ragam hidangan khas Nusantara yang dikemas dalam edisi khusus Ramadhan Culinary Rijsttafel, go local eat global. ((ANTARA/Nabila Charisty))
Saat ANTARA berkesempatan mencicipi hidangan spesial buatan chef yang pernah menyajikan menu tradisional Indonesia kepada Queen of England Ratu Elizabeth saat berulang tahun di tahun 2014 itu, memang rasanya patut diacungi jempol.

Sentuhan bumbu rempah yang meresap hingga ke setiap lapisan membuat tekstur dagingnya lembut dan menyatu dalam setiap gigitan. Rempah- rempah yang berpadu dalam resep yang jarang dieksplorasi oleh publik itu seakan memberikan cerita sendiri berbagai kisah legendaris.

Signatures Restaurant Hotel Indonesia Kempinski memadukan suasana segar dengan sentuhan embellishment Indonesia, yang membawa pengunjungnya bisa menjelajahi kuliner legendaris Nusantara.

Selain sajian beragam menu, mulai dari Mandalika Rijsttafel hingga nasi rames komplit yang sudah dijelaskan Cher Heri, restoran ini juga memiliki hidangan andalan bubur ayam yang legendaris.

Upaya Chef Heri mengangkat kekayaan kuliner Nusantara ini patut diapresiasi karena dengan melestarikan dan mengenalkannya kepada khalayak,  makanan khas Indonesia bakal semakin digemari, tidak hanya oleh bangsa ini tapi bahkan wisatawan asing.

Baca juga: Chef Juna luncurkan menu khas Jawa Barat untuk Dailybox

Baca juga: Kerupuk melarat kuliner khas Cirebon tercipta saat masa sulit


Pewarta: Nabila Anisya Charisty
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2022