Jakarta (ANTARA News) - Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengatakan, pengerjaan proyek monorel yang sempat terhenti akan dilanjutkan serentak di sejumlah titik mulai Kamis (16/2). "Mulai besok akan dimulai pembangunan serentak di lapangan, di sejumlah titik," kata Sutiyoso di Balaikota DKI Jakarta, Rabu. Dia menjelaskan, dimulainya kembali pengerjaan itu menyusul sudah diterimanya kepastian adanya financial closing dari PT Jakarta Monorel yang mendapatkan pembiayaan dari Islamic Bank of Dubai. "Sudah close, sudah ada komitmen dengan Islamic Bank of Dubai yang akan mendanai semuanya hingga senilai 500 juta dolar AS," katanya. Pada Rabu, menurut Sutiyoso, dia sudah mendapat fax dari Direktur Operasional Jakarta Monorel Sukmawati dari Dubai yang isinya menyatakan kesanggupan pihak Dubai untuk mendanai proyek tersebut. "Tadi yang datang adalah Dirutnya, Pak Ruslan, Ibu Sukmawati masih di sana. Dia mengirimkan fax yang isinya menyatakan kesanggupan pihak Islamic Bank of Dubai untuk mendanai semuanya," ujarnya. Lebih lanjut dia mengatakan, penadatanganan financial closing akan dilakukan pada awal bulan depan dan Sutiyoso menyatakan pihak Pemda diundang ke Dubai untuk menyaksikan penandatanganan itu. "Saya diundang untuk menyaksikan penandatangan itu awal bulan depan di Dubai," katanya. Sementara itu, mengenai lokasi proyek monorel yang akan dimulai kembali pembangunannya, Sutiyoso mengatakan, setidaknya ada lima titik yang akan dibangun secara intensif. "Pembangunan serentak di lapangan di semua titik yaitu di Kuningan tiga titik, di Asia-Afrika dua titik, sekaligus antara lain mulai dicanangkan stasiun yang ada di Kuningan, saya akan melihat sendiri ke lapangan pada Jumat," katanya. Sutiyoso juga menjelaskan pengerjaan proyek monorel itu akan dilakukan siang malam agar dapat mengejar ketertinggalan jadwal pembangunan akibat permasalahan financial closing yang terjadi sebelumnya. Dalam perencanaan Pemprov DKI Jakarta, monorel yang fondasinya mulai dibangun sejak 2005, ditargetkan untuk Jalur Hijau (green line) sudah dapat selesai pada 2007 dan Jalur Biru (blue line) pada 2008. Dalam berbagai kesempatan, Sutiyoso menjelaskan rencana tersebut dibuat untuk menyelesaikan permasalahan transportasi di ibukota sekaligus memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan bertransportasi warga Jakarta.(*)

Editor: Bambang
COPYRIGHT © ANTARA 2006