Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dalam upaya menanggulangi perkembangan virus flu burung akan melakukan "sweeping" unggas untuk mendeteksi kemungkinan hewan tersebut mengidap atau tertular virus flu burung. "Kita akan melakukan `door to door` untuk mencek unggas-unggas ini, Jakarta mungkin akan menjadi proyek percontohannya," kata Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso yang ditemui di Balaikota, Jakarta, Rabu malam. Dia menambahkan, hal itu akan dilakukan segera sehingga dapat mencegah penyebaran penularan virus flu burung. "Kita akan melakukan itu secepatnya, mungkin dalam bulan ini," katanya. Sementara itu, ketika disinggung tentang proses depopulasi (pemusnahan) bagi hewan yang terinfeksi flu burung, Sutiyoso menyatakan hal itu dapat saja dilakukan. "Akan kita lakukan bila terdeteksi flu burung, ketentuan pemerintah itu dilakukan dalam radius satu kilo meter," ujarnya. Mengenai kompensasi bagi peternak yang unggasnya dimusnahkan, dia menyatakan, dapat saja Pemda memberikan kompensasi. "Kalau matinya itu karena kita yang memusnahkan ya ada kompensasinya, besarannya belum kita bicarakan karena itu tidak kita masukkan dalam rencana anggaran kita," katanya. Meski demikian Sutiyoso menambahkan, dana itu dapat diambil dari dana tidak terduga atau dana cadangan DKI yang jumlahnya berkisar pada Rp700 miliar. Dia juga belum mengetahui apakah pemerintah pusat akan membantu. "Mestinya ada bantuan dari pusat tapi hingga saat ini memang belum mengatakan seperti apa," ujarnya. Selain "sweeping" dan kemungkinan depopulasi, Pemprov DKI Jakarta dalam menekan penyebaran virus flu burung juga akan mengintensifkan program kebersihan lingkungan yang sebetulnya sudah diimbau oleh Pemprov DKI Jakarta kepada masyarakat setiap Jumat selama 30 menit. Menyinggung tentang kondisi riil penyebaran flu burung di DKI Jakarta, Sutiyoso mengakui bahwa Jakarta termasuk yang tertinggi di Indonesia karena selain penduduknya yang padat, tingkat mobilisasi manusianya pun tinggi. "Kondisi riil di Jakarta paling tinggi karena kepadatan penduduk yang begitu tinggi dan juga mobilisasi manusia yang intens jadi sudah ada beberapa korban," katanya. Sutiyoso yang Rabu siang dipanggil oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk membicarakan masalah flu burung di Istana Merdeka sejak pukul 14.00 WIB hingga 17.00 WIB menambahkan, pihaknya akan memperketat jalur transportasi unggas dari dan keluar Jakarta. "Pengawasan unggas dari luar Jakarta akan diperketat. Sekarang ini ayam datang dari mana-mana secara terbuka, bila mereka terinfeksi flu burung akan dengan mudah menyebar," kata Sutiyoso. Sementara itu di Indonesia ada enam provinsi yang penduduknya ada yang sudah terjangkit flu burung yaitu Lampung, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan dan DKI Jakarta. Data Departemen Kesehatan menunjukkan, Indonesia memiliki tingkat kematian pasien akibat infeksi virus flu burung mencapai sekitar 70 persen, relatif lebih tinggi dibandingkan di negara-negara lain seperti Vietnam (23 persen), Thailand (63 persen) dan Turki (28 persen). Data dari Departemen Kesehatan menyebutkan sejak Juli 2005 hingga 12 Februari 2006 sebanyak 26 kasus positif infeksi virus AI ditemukan di 16 provinsi di Indonesia dan dari jumlah tersebut 18 diantaranya menyebabkan kematian. Sedangkan dari 91 pasien yang diteliti karena diduga sebagai terinfeksi virus tersebut, 28 diantaranya meninggal dunia.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006