Beijing (ANTARA News)- Seorang mantan biarawan Buddha membakar diri dekat satu biara Buddha Tibet di China Barat Daya. Biarawan itu melakukan protes keras terbaru terhadap penekanan aktivitas beragama di wilayah itu.

Norbu Dathul,19 tahun, mantan biarawan itu, berteriak "Tibet Harus Merdeka" dan "Pemimpin spritualnya Dalai Lama harus pulang" sebelum membakar dirinya Sabtu di Pasar Utama Aba, kata kelompok Free Tibet yang berpusat di London, mengutip sumber-sumber Tibet di pengasingan.

Polisi setempat kontan memadamkan api di tubuh pria itu dan membawa mantan biarawan itu. Kondisi dan  keberadaan remaja bekas biarawan itu sekarang tidak diketahui.

Insiden terbaru itu-- yang dikonfirmasikan kelompok hak asasi manusia lainnya dengan melakukan kontak di wilayah itu -- bahwa jumlah orang yang membakar diri tahun ini menjadi delapan orang.

"Kelompok itu memberikan bukti lebih jauh, warga Tibet kini merasa membakar diri mereka adalah satu-satunya cara lain perjuangan mereka," kata Direktur Free Tibet, Stephanie Brigden.

Brigden mengatakan masyarakat internasional harus meminta China bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia di Tibet dan menunjukkan tekad tulus untuk menghentikan pengekangan ini.

AFP menelepon pemerintah lokal dan polisi di Aba tetapi tidak ada jawaban. Seorang wanita di rumah sakit lokal mengatakan pihaknya "tidak jelas" apakah orang itu telah di bawa ke sana untuk dirawat.

Biara Budha Tibet telah menjadi ajang protes-protes yang berulang-ulang,kata kelompok-kelompok HAM dan aksi-aksi bakar diri sebelumnya di wilayah itu memicu tindakan-tindakan kerasaparat keamanan.

Jumlah biarawan di biara Kirti menurun menjadi hanya sekitar 600 dari 2.500 orang pada Maret karena pendidikan ulang patriotik yang wajib, penahanan dan pengusiran.

Banyak warga Tibet di China marah atas apa yang mereka anggap sebagai dominasi yang meningkat kelompok etnik Han yang mayoritas di negara itu dan biara Kirti menjadi titik api bagi kemarahan yang meningkat atas terkikisnya kebudayaan mereka.

Akan tetapi China , mengatakan bahwa standar kehidupan warga Tibet membaik dalam beberapa tahun belakangan ini berkat investasi China miliaran dolar AS. (H-RN)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011