Pekanbaru (ANTARA News) - Pesawat Lion Air bernomor penerbangan JT 389 rute Pekanbaru-Jakarta, Rabu malam, terpaksa batal terbang diduga karena kerusakan pada sistem navigasinya. Kepala Bandara Sutan Syarif Kasim II, Sutrisno, ketika dikonfirmasi membenarkan kejadian yang menimpa pesawat berpenumpang lebih dari 100 orang tersebut, meski ia menolak berkomentar lebih jauh mengenai penyebab batalnya penerbangan tersebut. Sementara itu, Direktur LBH Jakarta, Uli Parulian Sihombing yang menjadi salah satu penumpang pesawat Lion Air itu kepada ANTARA mengungkapkan, berdasarkan informasi dari petugas Lion, pesawat yang seharusnya berangkat sekitar pukul 16.55 WIB tersebut batal terbang karena terjadi kerusakan pada radar pesawat. "Katanya terjadi kerusakan pada radarnya sehingga sistem navigasinya tidak berfungsi total. Beruntung kita belum jadi terbang, kalau sempat tentu kejadiannya bisa seperti Adam Air yang terbang nggak jelas tujuannya belum lama ini," ujar Uli. Dijelaskannya, saat dirinya bersama penumpang lain akan menaiki pesawat, ternyata oleh petugas disuruh kembali karena pesawat sedang dalam perbaikan karena mengalami sesuatu gangguan. Namun setelah menunggu selama hampir dua jam dan penumpang tidak mendapat kepastian apakah pesawat bisa terbang atau tidak, maka sejumlah penumpang mulai gelisah dan menyakan kepada petugas Lion. Bau akhirnya sekitar pukul 19.30 WIB, petugas Lion Air secara resmi memberitahukan kepada para penumpang bahwa pesawat tidak bisa diterbangkan karena terjadi kerusakan pada sistem navigasinya. Para penumpang baru akan diterbangkan ke Jakarta keesokan harinya, Kamis pagi (16/2) dengan menggunakan pesawat Lion Air yang biasa rutin terbang pagi ke Jakarta. Sebagai konsekuensi pembatalan ini, pihak Lion Air akhirnya harus mencarikan penginapan untuk para penumpang, dan baru sekitar pukul 21.00 WIB para penumpang diputuskan menginap di Hotel Sahid Pekanbaru yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Bandara SSK II.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006