Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) kembali memasok bahan bakar avtur ke PT Merpati Nusantara Airlines setelah sempat dihentikan sejak pukul 00.00 Sabtu (15/10). Dengan begitu, Merpati bisa terbang lagi menjadi jembatan udara Nusantara seperti mottonya.

"Mulai siang ini, kami pasok lagi avtur untuk Merpati di dua bandara yakni Juanda, Surabaya dan Makassar," kata Juru Bicara Pertamina, M Harun, di Jakarta, Senin. Masyarakat di kota-kota besar memang kurang merasakan manfaat Merpati dalam hal transportasi udara.

Akan sangat berbeda bagi masyarakat pedalaman yang wilayahnya terisolir, dan mereka... juga Indonesia. Cuma Merpati, BUMN transportasi udara, yang "kerja bakti" melayani mereka; suatu bisnis yang muskil mencetak keuntungan finansial.

Tanpa dukungan langsung dari pemerintah pada sisi manajemen, pajak, operasi, dan permodalan, mustahil Merpati bisa bertahan. Dulu konsep hub and spoke dipatuhi semua operator penerbangan, contohnya Garuda menerbangi rute besar dan internasional sementara Merpati boleh melayani jalur-jalur gemuk dan pendek untuk menyuplai jalur itu. Masih ada tambahan misi: penerbangan perintis di pedalaman.

Kini konsep itu sudah ditinggalkan terkait dengan kebijakan Open Sky Policy yang lebih berorientasi bisnis  semata karena penerbangan sudah lebih dipandang sebagai pencetak keuntungan finansial belaka.

Menurut Harun, pihaknya kembali memasok avtur setelah ada kesepakatan penyelesaian piutang dengan Merpati. Bicara soal piutang Pertamina ke Merpati, ada beberapa jenis dan besaran.

Kesepakatannya adalah utang Merpati tahap pertama sebesar Rp212 miliar yang tidak termasuk denda dan bunga, akan dibayarkan dalam waktu maksimal tujuh tahun. Lalu, utang tahap kedua sebesar Rp44 miliar dan 700 ribu dolar AS akan dibayarkan maksimum dua tahun.

Utang Merpati tahap pertama sebesar Rp212 miliar itu merupakan akumulasi pengambilan avtur periode 2006-2007. Sedang, utang tahap kedua pada periode hingga 26 Agustus 2011 sebesar Rp44,2 miliar dan 700.000 dolar AS.

Serta, utang berjalan saat ini sebesar Rp8,2 miliar dan 121 ribu dolar AS akan dibayarkan paling lambat Jumat (21/10).

"Untuk permintaan avtur berikutnya akan dilakukan secara cash basis atau dibayar langsung setelah avtur diterima," kata Harun.

Pertamina terpaksa menghentikan pasokan avtur ke Merpati dikarenakan tidak ada jaminan penyelesaian utang senilai Rp270 miliar atau Rp550 miliar setelah ditambah bunga dan denda.

Selain juga, penghentian pasokan avtur diambil untuk menjaga kesinambungan bisnis avtur Pertamina.
(K007)

Editor: Ade P Marboen
COPYRIGHT © ANTARA 2011