Mataram (ANTARA News) - Sedikitnya 13 orang dan anggota polisi terluka dalam bentokan antar warga Desa Pujut dan Sengkol, Kecamatan Sengkol, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) Rabu malam (15/2) sekitar pukul 19.00 Wita. Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Lombok Tengah, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Drs Ruslan yang dihubungi dari Mataram, Kamis, mengakui telah terjadi bentrokan fisik antara dua desa di Kecamatan Sengkol tersebut. Versi lain menyebutkan tercatat 17 anggota polisi menderita luka-luka, sementara jumlah warga yang luka-luka terkena senjata tajam, pecahan botol dan lemparan batu puluhan orang, beberapa diantaranya dirawat di Puskesmas dan yang lainnya di RSU Praya serta RSU Mataram. "Bentrokan antara warga kedua desa tersebut dipicu oleh masalah sepele, yakni sekelompok pemuda menghadang dua perempuan yang berboncengan menggunakan sepeda motor sekitar pukul 18.00 Wita mengakibatkan keduanya jatuh, sehingga keluarga dan warga di desanya marah," ujarnya. Korban yang luka-luka baik anggota polisi maupun masyarakat umum terkena lemparan batu dan senjata tajam serta pecahan botol yang kebetulan banyak di sekitar lokasi tersebut, tidak sampai menelan korban jiwa. Situasi di dua desa tersebut kini dapat dikendalikan, namun satu peleton personil masih disiagakan guna mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Sementara itu Camat Sengkol, Drs. HL Normal Suzana menyayangkan terjadinya bentrokan fisik antara dua warga desa yang bertetangga itu hanya gara-gara masalah sepele, ini akibat terlalu cepat percaya terhadap informasi yang tidak jelas. "Bentrokan antar warga dua desa itu hanya masalah anak-anak yang mestinya tidak sampai menimbulkan perkelahian massal, memang sebelum antara warga dua desa itu pernah ada masalah," ujarnya. Karena itu, kata Normal, pihaknya akan mempertemukan warga dua desa yang terlibat bentrokan itu agar mereka bisa harmonis kembali guna mencegah terulangnya peristiwa serupa dikemudian hari. Camat Sengkol menghimbau seluruh masyarakat menahan diri jangan cepat percaya terhadap informasi yang tidak jelas, jika ada persoalan hendaknya diselesaikan dengan musyawarah jangan langsung saling serang.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006