Paris (ANTARA News) - Kapten tim sepakbola Perancis, Zinedine Zidane menyatakan dalam situs internetnya, Rabu, bahwa ia akan mengakhiri karir cemerlangnya pada 18 bulan mendatang, tetapi sebelumnya ia ingin memenangi Piala Dunia. Zidane telah meraih semua kehormatan besar dalam dunia sepakbola, termasuk memimpin timnya memenangi Piala Dunia di negaranya sendiri pada 1998 dengan mencetak dua gol ketika Perancis mempermalukan tim favorit Brazil 3-0. Zidane juga mencetak gol kemenangan bagi klub Spanyol, Real Madrid dalam final Liga Champions UEFA 2002, menembakkan tendangan voli spektakuler ke gawang Bayer Leverkusen. Tetapi ia mengatakan pada situs webnya bahwa ia ingin menggunakan sebagian besar sisa karirnya dan kemudian berhenti di puncak. "Saya masih punya enam bulan atau satu tahun, ini benar," katanya, "Paling banyak, saya punya setahun setengah lagi. Saya lebih dekat ke akhir dibanding ke awal". "Saya berusaha untuk menggunakan sebagian besar saat-saat terakhir sebagai pesepakbola dan menjalani sepenuhnya saat-saat itu. Kalau tidak, saya akan menyesal," katanya, seperti ditulis AFP. Bulan lalu, Zidane mengatakan pada televisi Perancis saluran Canal+ bahwa ia ingin mengakhiri musim dan kemudian fokus pada Piala Dunia sebelum membuat keputusan untuk 12 bulan mendatang. Sekarang ia giat memperbaiki keterpurukan Perancis pada Piala Dunia 2002 dan Euro 2004. Tak buat kesalaham sama Pada Piala Dunia 2002, Perancis gagal lolos dari penyisihan grup ketika menghadapi Uruguay, Senegal dan Denmark. Dengan cederanya Zidane pada dua pertandingan pertama dan hanya tersisa pemain-pemain bukan utama, Perancis gagal mencetak satu gol pun dan tersingkir dengan dua kekalahan dan satu seri. Dua tahun kemudian mereka jatuh pada putaran pertama babak sistem gugur ketika menghadapi tim Yunani yang akhirnya menjadi juara. "Kami punya tim yang bagus, tetapi kami mengatakan yang sama pada 2002 dan 2004. Sampai saat ini, kami harus tidak membuat kesalahan yang sama," katanya. "Kami harus menyiapkan dengan baik dan siap. Tim Perancis bisa kompetitif jika kami semua mencapai 100 persen," katanya. "Pada 2002, banyak hal negatif yang terjadi yang akhirnya, di lapangan, terjadi seperti adanya. Secara pribadi, saya sedikit sedih akan hal itu, khususnya pada 2004 karena pada 2004 kami sudah menyiapkan dengan baik," katanya. "Kami punya tim yang bagus dan makanya kekalahan kami sangat berat dipikul. Bukan tanpa alasan saya berhenti," ujarnya. Kepedihan akibat kalah pada perempatfinal dari Yunani mendorong Zidane, bersama beberapa pemain senior lainnya, mengumumkan mengakhiri karir internasionalnya. Tetapi hanya setahun kemudian ia kembali saat Perancis berjuang untuk lolos ke Piala Dunia dan kehadirannya terasa ketika mantan juara Eropa dan dunia itu akhirnya memenangi kualifikasi grup. (*)

COPYRIGHT © ANTARA 2006