Denpasar (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dijadwalkan akan bertemu secara resmi dengan Presiden Timor Timur, Xanana Gusmao di Istana Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, 45 km timur laut Denpasar, Jumat (17/2). "Pertemuan empat mata itu berlangsung di sebuah ruangan Istana Tampak Siring, yang sebelumnya kedua pimpinan negara saling bertetangga itu sudah sempat bertemu di tempat yang sama pertengahan Desember 2004," demikian informasi yang diperoleh ANTARA dari Biro Humas dan Protokol Pemprop Bali, di Denpasar, Kamis. Presiden SBY yang didampingi sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Bersatu dijadwalkan mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali pada pukul 10.00 Wita. Dari Bandara Ngurah Rai, Presiden SBY menuju Istana Tampaksiring. Setelah istirahat sejenak, Presiden SBY melakukan shalat di sebuah mesjid di kota Gianyar, yang berjarak sekitar delapan km arah selatan dari istana Tampaksiring. Pukul 14.45 Wita, sebelum bertemu dengan Presiden Xanana dijadualkan mengadakan pertemuan dengan Komisi Kebenaran dan Persahabatan (KKP) Indonesia-Timor Leste. KKP yang diketuai Benyamin Mangkoedilega terdiri atas sepuluh orang, yakni lima orang dari Indonesia dan lima orang dari Timor Timur. Empat anggota lainnya dari Indonesia masing-masing mantan Kepala Staf Teritorial TNI, Letjen (Purn) Agus Widjojo, ahli hukum Universitas Hassanudin-Makassar, Prof Dr Achmad Ali, Uskup Agung Kupang-NTT, Mgr Petrus Turang, dan diplomat Indonesia yang aktif di Yayasan ASEAN, Wisber Louis. Sementara anggota dari Timtim masing-masing Jasinto Alves, Dionisio Babo Suarez, Aniceto Guterres, Ibu Felicidade Guterres dan Cirilo Faladalez. Presiden SBY selesai pertemuan dengan Presiden Xanana dan KPP dilanjutkan dengan mengadakan ramah tamah. Presiden SBY dalam kunjungan dua hari di Bali, 17-18 Pebruari 2006 menginap di Istana Tampaksiring. Istana Tampaksiring dibangun tahun 1957 di atas lahan seluas 19 hektar di tempat yang sangat strategis dengan ketinggian 700 meter di atas permukaan laut. Pembangunan istana tersebut atas prakarsa Presiden RI Pertama, Ir Soekarno yang dirancang oleh arsitektur R.M Sudarsono, dengan kontur alam berbukit-bukit kecil dan berkemiringan cukup tajam. Istana Tampaksiring diambil dari nama sebuah desa terletak dua km di sebelah selatan istana. Sebelumnya, bangunan istana tersebut merupakan pesanggrahan milik Raja Gianyar, yang kemudian dipugar oleh pemerintah RI mulai 1 Juni 1957 dan rampung 1960. Dalam hamparan yang cukup luas itu terdapat bangunan Wisma Merdeka, yang terletak di sebelah selatan Wisma Negara yang dihubungkan Jembatan Persabatan, merupakan benda "legendaris" bagi sejumlah negarawan di dunia. Jembatan selebar 120 sentimeter terbuat dari besi membentang sepanjang 40 meter di atas tebing sedalam 15 meter, melambangkan hubungan persahatan Indonesia dengan negara-negara di dunia. Khusus untuk bangunan Wisma Merdeka, tercatat memiliki luas 1.200 meter persegi, terdiri atas beberapa kamar tidur, ruang tamu, ruang makan dan dapur. Di halaman Wisma Merdeka berdiri kokoh sebatang pohon bunga Sapu Tangan yang bibitnya dibawa khusus dari Negari Sakura oleh Ratna Sari Dewi, salah seorang istri Presiden RI Pertama. Selain itu halaman Istana juga dihiasi sejumlah patung, di antaranya patung akar yang artistik karya Cokot (alm), salah seorang maestro seni di Pulau Dewata. Sementara air mancur, bunga teratai dan pohon-pohon leci, serta areal taman yang ditata apik, tampak ikut menambah keasrian, keindahan dan kenyamanan Istana Tampaksiring. Untuk Wisma Negara yang luasnya tidak jauh berbeda, berfungsi sebagai tempat bermalam bagi tamu-tamu negara. Selain itu juga terdapat Pendopo, sekaligus ruang pameran dibangun tahun 1960, Wisma Yudistira (1961), Wisma Negara dan Wisma Bima (1963), serta Jembatan Persahabatan. Sejumlah tamu negara yang tercatat pernah berkunjung dan menginap di Istana Tampaksiring antara lain Raja Bhumibol Adulyadej dari Thailand bersama permaisurinya Ratu Sarikit pada tahun 1957. Presiden Burma (Myamar-red) Ne Win, Presiden Yugoslavia Tito, Presiden Vietnam Ho Chi Minh, Perdana Menteri (PM) India Nehru, PM Uni Soviet Khruschev, Ratu Juliana dari Belanda dan Kaisar Hirohito dari Jepang. Presiden SBY dan rombongan pada hari kedua kunjungan di Bali (Sabtu, 18/2) dijadualkan mengunjungi Garuda Wisnu Kecana (GWK) di Bukit Jimbaran sekaligus mendengarkan pemaparan dari dari penggagasnya, I Nyoman Nuarta.(*)

Editor: Suryanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006