Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia mengharapkan negara-negara anggota G20 berupaya bersama-sama menjadi solusi terhadap permasalahan terutama ekonomi yang melanda dunia, bukan justru menjadi sumber tantangan lain.

“Dua puluh negara ekonomi besar memiliki keperluan untuk membicarakan secara menyeluruh dan menjadi bagian dari solusi dan tidak menjadi sumber tantangan lainnya bagi proses yang sudah sama-sama diharapkan,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah dalam konferensi pers daring di Jakarta, Kamis.

Menurut Teuku, ada kepentingan yang lebih besar yang dihadapi masyarakat dunia saat ini dan harus menjadi perhatian.

“Bagaimana kita bisa menghadapi tantangan ekonomi yang semakin memburuk di era ini akibat pandemi dan peperangan,” katanya.

Sesuai dengan tugas dan fungsinya sebagai pemegang Presidensi G20 tahun ini, dia mengatakan, Indonesia memastikan agenda G20 dapat berjalan dengan lancar sebagaimana mestinya.

Indonesia sejak 22 Februari lalu sudah menyampaikan undangan untuk seluruh anggota G20.

“Dengan demikian, perspektif Indonesia kita menjalankan apa yang menjadi preseden G20 selama ini dan tetap mengharapkan seluruh anggota hadir dalam rangkaian menuju KTT G20, baik dalam finance track maupun sherpa track,” katanya.

Teuku menambahkan saat ini Indonesia terus berkonsultasi dan menerima masukan-masukan dari sejumlah negara terkait penyelenggaraan kegiatan G20.

“G20 itu akan sangat dinamis karena berbagai kepentingan tarik-menarik. Kita juga memiliki kepentingan nasional, kebijakan luar negeri secara konsisten yang menjadi modal awal merespon tantangan-tantangan yang muncul di G20,” katanya.

Dia mengatakan bahwa tugas Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 tahun ini, yaitu untuk memastikan seluruh negara anggota memiliki komitmennya untuk membahas agenda utama, di antaranya arsitektur kesehatan global, transisi energi, dan transformasi digital.

Pernyataan itu menanggapi usulan dari negara-negara anggota, salah satunya Amerika Serikat yang diketahui mengancam akan memboikot pertemuan G20 apabila Rusia tetap hadir.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelumnya mengatakan Rusia harus dikeluarkan dari forum utama G20 menyusul konfliknya dengan Ukraina.

Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Fardah Assegaf
COPYRIGHT © ANTARA 2022