Jakarta (ANTARA News) - Korea Utara menunjukkan itikad untuk meneruskan perundingan enam negara tentang nuklir Korut (six-party talks) dengan meminta Indonesia melakukan lobi kepada negara-negara peserta dialog tersebut untuk menghilangkan kendala yang ada. Menurut utusan khusus Presiden Yudhoyono untuk masalah Korea, Nana Sutresna, di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis, Korea Utara telah meminta Indonesia untuk melakukan "jasa baik"-nya itu. "Ya, tentu saya akan menghubungi pihak-pihak yang terkait dan nanti kita lihat apa yang dapat kita lakukan," kata Nana usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk melaporkan hasil kunjungannya ke Korea Utara dan Korea Selatan baru-baru ini dalam rangka membantu menurunkan ketegangan di Semenanjung Korea itu. Di Pyongyang, ibukota Korut, Nana menyampaikan surat Presiden Yudhoyono kepada pemimpin besar Korut, Jim Jong Il, sementara di Seoul, Korsel, ia menjalankan tugas serupa kepada Presiden Roh Moo Hyun. Nana tidak memberikan banyak rincian tentang "jasa baik" yang dimaksud Korut namun ia mengatakan bahwa Korut meminta Indonesia menghilangkan berbagai kendala sebelum Korut memulai kembali `"six-party talks". Korut baru-baru ini telah memboikot pembicaraan enam negara yang terdiri dari Korut, Korsel, AS, Rusia, Jepang dan Cina, yang bertujuan membongkar program nuklir Korea Utara. "Mereka (Korut, red) meminta Indonesia untuk melakukan jasa baiknya kepada pihak lain agar menghilangkan halangan-halangan yang ada untuk diadakannya kembali six-party talks," ujar Nana. Namun Nana, yang juga mantan Dubes RI untuk Inggris itu, menegaskan bahwa tanpa persetujuan Korut dan Korsel, Indonesia tidak akan bertindak sebagai mediator dalam kerangka "six-party talks". "Kita tidak akan menjadi mediator, kecuali mereka (Korut dan Korsel, red) meminta," kata Nana. "Tidak, sama sekali tidak. Paling-paling kita hanya melengkapi," katanya lagi ketika ditanya kemungkinan Indonesia menjadi pengganti mekanisme penyelesaian masalah nuklir Korut. Nana sendiri dalam kunjungannya ke Korut menyampaikan komitmen Indonesia yang mendorong agar "six-party talks" diteruskan karena Indonesia percaya dialog tersebut merupakan format yang tepat untuk menangani masalah di Semenanjung Korea. Presiden Yudhoyono mengutus Nana Sutresna ke Pyongyang dan Seoul awal Februari 2006 dengan tujuan untukmembantu kedua Korea mencapai dua tujuan besar mereka, yaitu melakukan perundingan enam pihak dalam masalah nuklir Korut serta penyatuan kembali Korea Utara dan Korea Selatan. "Kedua upaya besar ini sekarang mengalami kemandegan kalau tidak dikatakan mengalami jalan buntu Indonesia sangat mendukung dan percaya terhadap upaya 'six party talks' serta reunifikasi dua Korea," kata Nana.(*)

Editor: Heru Purwanto
COPYRIGHT © ANTARA 2006