Riyadh (ANTARA News) - Pangeran Nayef diperkirakan menjadi pengganti Raja Abdullah yang sedang sakit setelah Putera Mahkota Arab Saudi Pangeran Sultan bin Abdul Aziz wafat.

Istana mengumumkan berita wafatnya Pangeran Sultan bin Abdul Aziz pada Sabtu.

Pemakaman Pangeran Sultan akan dilaksanakan pada Selasa setelah jasadnya dibawa pulang dari Amerika Serikat.

Menurut catatan pemerintah, putera mahkota yang berusia 80 tahun itu menjabat menteri pertahanan Arab Saudi hampir selama lima dekade tetapi berada di Amerika Serikat sejak pertengahan Juni untuk menjalani pengobatan. Ia dioperasi pada Juli.

Pangeran Sultan, saudara tiri Raja Abdullah, berada di luar negeri untuk waktu lama untuk menjalani pengobatan atas penyakit yang tak disebutkan.

Seorang diplomat Barat, yang meminta jatidirinya tak disebutkan, mengatakan kepada AFP bahwa Pangeran Sultan dirawat di rumah sakit Presbyterian New York dan dinyatakan "secara klinis telah meninggal" lebih sebulan lalu. Selama ini ia dibantu dengan sistem pendukung kehidupan.

Setelah pengumuman Istana tentang berita wafatnya tersebar, ucapan belasungkawa berdatangan dari para pemimpin dunia antara lain dari Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Hillary Clinton, Raja Abdullah II dari Yordania, Perdana Menteri Inggris David Cameron, Pangeran Charles dan Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Menlu Hillary, yang sedang dalam lawatan ke Tajikistan, mengatakan pangeran itu akan "dikenang," dengan menekankan hubungan Washington dengan negara kaya minyak di Teluk Persia itu.

"Saya menyampaikan turut duka cita yang mendalam kepada Raja Abdullah dan rakyat Saudi," katanya. "Ia akan dikenang."

Di Yordania, Raja Abdullah II membuka pertemuan Forum Ekonomi Dunia di satu hotel di kota peristirahatan Laut Mati dengan mengheningkana cipta untuk mengenang Pangeran Sultan.

Ia menyebutnya sebagai "pejuang Muslim dan Arab."

PM Cameron mengatakan dia merasa sedih mendengar kabar wafatnya Pangeran Sultan.

"Dia punya banyak teman di negeri ini dan kami semua beruntung atas kebijakan dan kemampuannya dalam urusan internasional selama masa tugasnya," katanya.

Pangeran Charles menyampaikan sepucuk surat kepada Raja Abdullah, yang menyatakan duka cita.

Presiden Bashar al-Assad, kendati hubungannya dengan Riyadh kurang harmonis akibat penumpasan terhadap protes antipemerintah, juga menyampaikan bela sungkawa kepada Raja Abdullah.

Pangeran Sultan telah wafat sementara Raja Abdullah, 87 tahun, masih menjalani perawatan di Riyadh seminggu setelah operasi pada bagian punggungnya. Televisi negara mengudarakan siaran pada Rabu tentang Raja Abdullah di rumah sakit saat ia menerima tokoh-tokoh penting kerajaan.

Raja yang sudah uzur dan sakit itu dan siapa saudara-saudara tirinya yang akan menggantikannya telah menimbulkan kecemasan tentang masa depan raksasa minyak itu menghadapi pergolakan di dunia Arab.

Keluarga Al-Saud telah memerintah Arab Saudi sejak berdirinya kerajaan pada 1932. Berdasarkan aturan suksesi, anak-anak Abdul Aziz, pendiri Kerajaan Arab Saudi, mewarisi mahkota secara turun-temurun. Semua sudah berusia lanjut.

Pangeran Nayef, yang diperkirakan menjadi putera mahkota, berusia 78 tahun dan diangkat menjadi wakil perdana menteri kedua pada Maret 2009. Ia calon potensial dalam susunan suksesi.

Kerajaan Arab Saudi, yang didominasi kaum Sunni, menghadapi gelombang protes prodemokrasi yang melanda negara-negara Arab lainnya, demikian AFP melaporkan,
(Uu.M016)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011