Beijing (ANTARA) - Presiden China Xi Jinping pada Jumat (8/4) melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte.

Dalam percakapan itu, Xi mengatakan bahwa ia masih mengingat dengan jelas tentang lawatan pertama Duterte ke China pada Oktober 2016, yang dia sebut sebagai kunjungan pemecah kebekuan sekaligus tonggak dalam sejarah hubungan bilateral kedua negara.

Dalam enam tahun terakhir, tutur Xi, kedua belah pihak telah mengikuti konsensus penting yang dicapai oleh kedua pemimpin tersebut, dan berupaya gigih dalam mempromosikan persahabatan dan kerja sama bertetangga yang baik, menangani perbedaan dengan tepat, bekerja sama demi pembangunan bersama, dan menyingkirkan gangguan dalam hubungan bilateral, yang menunjukkan situasi baru dari perkembangan yang kuat.

Kedua negara menjalin hubungan kerja sama strategis yang komprehensif, memperdalam sinergi antara pembangunan bersama Inisiatif Sabuk dan Jalur Sutra beserta rencana "Bangun, Bangun, Bangun," dan bersama-sama mempromosikan kerja sama dalam sejumlah program besar seperti pembangunan infrastruktur, dengan volume perdagangan bilateral melonjak dua kali lipat selama periode itu.
 
Para staf mengangkut kargo yang memuat vaksin Sinovac sumbangan Pemerintah China di Pasay City, Filipina, pada 14 Desember 2021. (Xinhua/Rouelle Umali)Seorang petani bekerja di Pusat Teknologi Pertanian Filipina-China (Philippine-Sino Center for Agricultural Technology/PhilSCAT) di Provinsi Nueva Ecija, Filipina, pada 25 Maret 2022. (Xinhua/Rouelle Umali)


Dalam menghadapi pandemi COVID-19, papar Xi, kedua pihak saling mendukung satu sama lain, melindungi keselamatan nyawa warga dan kesehatan mereka di dua negara itu, serta berupaya untuk mempertahankan stabilitas industri dan rantai pasokan regional.

Penanganan tepat yang dilakukan oleh kedua pihak terkait isu Laut China Selatan telah memberikan landasan yang penting bagi kerja sama persahabatan China-Filipina, memberikan manfaat bagi masyarakat di dua negara itu dan juga menjaga perdamaian dan stabilitas regional secara efektif, urai Xi.

Xi menekankan bahwa China mempertahankan kontinuitas dan stabilitas terkait kebijakannya terhadap Filipina, dan bersedia menjalin kerja sama dengan Filipina untuk mendorong perkembangan hubungan bilateral yang berkelanjutan dan sehat guna mencapai level yang baru.

Pihak China siap terus menyediakan vaksin COVID-19 kepada Filipina jika diperlukan, dan memperkuat kerja sama bilateral dalam penelitian dan pengembangan obat-obatan tertentu serta peningkatan kapasitas kesehatan masyarakat.

China juga siap mendorong pembangunan proyek-proyek besar dan memperluas kerja sama di bidang perdagangan, investasi, pendidikan, serta pertukaran orang ke orang dan budaya dengan Filipina.
 
Tenaga kesehatan menginokulasi seorang warga dengan satu dosis vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi China, Sinovac, di sebuah lokasi vaksinasi dalam peringatan Hari Kesehatan Sedunia di Manila, Filipina, pada 7 April 2021. (Xinhua/Rouelle Umali


"China juga akan mengimpor lebih banyak produk berkualitas dari Filipina, mendorong perusahaan-perusahaan China untuk berinvestasi dan berbisnis di Filipina, dan berkontribusi dalam proses modernisasi Filipina," tambahnya.

Xi menekankan perkembangan situasi internasional saat ini sekali lagi membuktikan bahwa keamanan regional tidak dapat dicapai lewat penguatan aliansi militer.

Pihak China siap bekerja sama dengan Filipina dan negara-negara regional lainnya dalam menjunjung visi keamanan bersama yang komprehensif, kooperatif, dan berkelanjutan, mengambil kendali tegas atas keamanan regional, dan sama-sama melindungi perdamaian dan stabilitas yang diraih dengan susah payah di kawasan itu demi membangun komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia.

Sementara itu, Duterte menuturkan bahwa dia sangat menghargai persahabatan dan hubungan baiknya dengan Presiden Xi.

Dalam enam tahun terakhir, berkat upaya bersama dari kedua belah pihak, masyarakat di dua negara tersebut menjadi semakin bersahabat satu sama lain, hubungan bilateral semakin kuat, dan kerja sama mereka semakin menguntungkan, serta Filipina benar-benar merasakan manfaat dari kerja sama Filipina-China, imbuhnya.

Sembari berterima kasih kepada China atas dukungan vaksin yang diberikan oleh negara itu dalam perjuangan antipandemi dan bantuan tepat waktu bagi warga yang terdampak badai di negaranya, Duterte menyampaikan bahwa China merupakan sahabat sejati dan dapat diandalkan oleh rakyat Filipina.
 

Seorang petani bekerja di Pusat Teknologi Pertanian Filipina-China (Philippine-Sino Center for Agricultural Technology/PhilSCAT) di Provinsi Nueva Ecija, Filipina, pada 25 Maret 2022. (Xinhua/Rouelle Umali)
Pihak Filipina bersedia mengonsolidasikan persahabatan dan kerja sama dengan China, semakin memperkuat hubungan bilateral, belajar dari pengalaman China soal pengentasan kemiskinan, dan mendorong kerja sama dalam bidang-bidang seperti antipandemi, ekonomi dan perdagangan, infrastruktur, pariwisata dan pendidikan.

"Filipina juga menyambut investasi dan kerja sama China di negara itu, yang memiliki signifikansi sangat besar bagi Filipina untuk mencapai pembangunannya sendiri,"  imbuh Duterte.

Filipina bersedia bekerja sama dengan China guna mengatasi isu Laut China Selatan dengan tepat, memberikan contoh dalam penyelesaian damai sengketa itu, serta menjaga perdamaian dan stabilitas regional, kata Duterte, seraya menambahkan bahwa Filipina juga bersedia berperan aktif dalam perkembangan hubungan ASEAN-China.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Atman Ahdiat
COPYRIGHT © ANTARA 2022