Jakarta (ANTARA News) - Gerakan Mahasiswa Satu Bangsa (Gemasaba) menyerukan 10 tuntutan sebagai perwujudan "resolusi jihad" yang pernah dikumandangkan para pejuang bangsa pada 22 Oktober 1945.

Kepada pers di Jakarta, Minggu, Koordinator Dewan Presidium Nasional Gemasaba Ghozali Munir menjelaskan, 10 tuntutan itu adalah stop korupsi, hentikan pembalakan liar, stop impor beras, garam, kentang dan kebutuhan pangan yang bisa diproduksi rakyat sendiri.

Tuntutan berikutnya adalah stop segala kekerasan yang mengatasnamakan agama, stop segala macam penindasan dan eksploitasi terhadap buruh. Gemasaba juga menuntut agar pemerintah memberikan apresiasi yang mendalam terhadap para pejuang yang gugur saat perang 10 November 1945.

Gemasaba menuntut pula pemerintah agar serius memperhatikan pendidikan pemuda sebagai masa depan bangsa, menuntut agar pemerintah tegas dan tanpa pandang bulu menumpas koruptor, menuntut pemerintah segera menasionalisasikan aset yang besar manfaatnya untuk rakyat Indonesia serta terakhir, menuntut agar pemerintah memelihara dan melindungi rakyat yang berada di bawah garis kemiskinan, sesuai amanat UUD 1945.

Gemasaba sebagai sayap kemahasiswaan dari Partai Kebangkitan Bangsa, menurut Ghozali, siap menjadikan momentum 66 tahun "resolusi jihad" untuk menumbuhkan jiwa patriotisme dengan mengenang jasa para pahlawan dalam peristiwa tersebut.

"Tidak banyak dari generasi bangsa yang tahu bahwa pada tanggal 22 Oktober atau tepat 66 tahun silam ada sebuah peristiwa dahsyat yaitu `resolusi jihad` yang dikumandangkan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Hasyim Asy`ari dan diikuti ratusan ribu bahkan jutaan rakyat Jawa Timur dan dari penjuru daerah lainnya," ujarnya.

Seruan tersebut guna mengusir penjajah yang ingin kembali menguasai Indonesia sebagai perang suci agama alias jihad. Ketika itu pasukan Inggris dan Belanda (NICA) ingin kembali menguasai indonesia.

Resolusi jihad ini, menurut Ghozali, mencapai puncaknya pada 10 November 1945 di Surabaya yang berhasil memukul mundur pasukan penjajah. "Hampir semua pejuang yang mengikuti perang di Surabaya tersebut adalah orang-orang NU yang terikat dalam pasukan Sabilillah dan Hizbullahdan rakyat jelata," ujarnya.

Karena itu, Ghozali menegaskan, Gemasaba mengadakan renungan peringatan 66 tahun resolusi jihad ini sebagai wujud kesadaran atas besarnya jasa para pahlawan memperjuangkan kemerdekaan dan kesatuan bangsa Indonesia.

"Resolusi jihad ini memberi inspirasi paling besar dalam gerakan kepemudaan NU maupun PKB. Kami ingin mengembalikan lagi kekuatan ulama dan warga NU dalam menyelamatkan masa depan bangsa," demikian Ghozali Munir.

(T.D011/M026)

Editor: Ruslan Burhani
COPYRIGHT © ANTARA 2011